Example floating
Example floating
BeritaHeadlinePendidikanRagam Daerah

Kolaborasi LPPM UNISBA dan INAREC dalam Pelatihan Komite Etik Penelitian

667
×

Kolaborasi LPPM UNISBA dan INAREC dalam Pelatihan Komite Etik Penelitian

Sebarkan artikel ini
LPPM Universitas Islam Bandung (UNISBA) kolaborasi dengan Indonesian Research Ethics Consultancy (INAREC) dalam menyelenggarakan Pelatihan Komite Etik Penelitian secara luring.

SNU|Bandung,- Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Islam Bandung (UNISBA) berkolaborasi dengan Indonesian Research Ethics Consultancy (INAREC) dalam menyelenggarakan Pelatihan Komite Etik Penelitian secara luring. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas, kompetensi, dan eksistensi Komite Etik Penelitian (KEP) UNISBA, serta memperkuat jaringan dengan reviewer baik dari kalangan internal maupun eksternal, Kamis(25/7/2025).

Acara dibuka oleh Wakil Ketua KEP UNISBA, Prof. Dr. Ike Junita Triwardhani, S.Sos., M.Si., yang menyampaikan harapan bahwa kegiatan ini dapat memperkuat peran KEP serta menambah jumlah reviewer yang kompeten, termasuk mereka yang baru bergabung. Menurut beliau, kegiatan ini merupakan langkah konkret untuk memastikan keberlanjutan dan eksistensi Komite Etik Penelitian sebagai garda terdepan dalam menjaga integritas riset di lingkungan akademik.

Rektor UNISBA, Prof. Ir. A. Harits Nu’man, MT., Ph.D., IPU, secara resmi membuka pelatihan dan menekankan pentingnya keberadaan Komite Etik dalam menjamin perlindungan subjek penelitian, baik manusia maupun hewan. Ia menyampaikan bahwa ” penyusunan SOP yang selaras dengan lembaga-lembaga lain harus dilakukan dengan cermat, melalui evaluasi dan perencanaan yang matang. Dengan demikian, pelatihan ini diharapkan mampu memperkuat posisi KEP sebagai pilar penting dalam menjaga kualitas, etika, dan kepercayaan publik terhadap penelitian yang dilakukan ” ujarnya.

Pelatihan yang diikuti oleh sekitar 60 peserta ini diawali dengan sesi pre-test untuk mengukur pemahaman awal peserta. Peserta berasal dari berbagai perguruan tinggi di Jawa Barat serta rumah sakit jejaring, menunjukkan luasnya minat dan kebutuhan terhadap penguatan kapasitas etik penelitian lintas institusi.

Selanjutnya, rangkaian materi pelatihan disampaikan oleh narasumber-narasumber ahli yang membagikan wawasan penting terkait etik penelitian dari berbagai perspektif.

Sesi pertama disampaikan oleh Dr. Titik Respati, drg., M.Sc., P.H., yang membuka pelatihan dengan memberikan pengantar mengenai pentingnya kajian etik dalam setiap proses penelitian. Ia menekankan bahwa pemahaman terhadap prinsip-prinsip dasar etik merupakan fondasi utama yang harus dimiliki oleh setiap reviewer dan peneliti, terutama bagi mereka yang baru bergabung dalam komite.

Materi dilanjutkan oleh Dra. Rachmalia Soerahman, M.Sc., P.H., yang membahas secara mendalam tentang etik penelitian dan integritas peneliti. Dalam paparannya, beliau menjelaskan konsep etik dalam praktik penelitian serta mengangkat isu-isu sensitif seperti rekrutmen subjek rentan, termasuk penyintas HIV, pengguna narkoba, dan kelompok LGBT. Ia juga mengulas penggunaan metode deception dan pentingnya perlindungan terhadap populasi marjinal dalam konteks penelitian ilmiah.

Selanjutnya, Harnawan Rizky, S.Si., MOHRE memaparkan proses telaah etik terhadap protokol penelitian. Ia menjelaskan langkah-langkah awal dalam evaluasi proposal penelitian, termasuk penilaian terhadap risiko dan manfaat, serta strategi perlindungan terhadap partisipan yang tergolong rentan. Selain itu, beliau juga membahas topik terkini seputar etik penelitian di era digital, seperti penggunaan Big Data dan teknologi Artificial Intelligence. Narasi beliau memberikan wawasan penting mengenai tantangan etik dalam menghadapi perkembangan teknologi yang pesat.

Sebagai penutup sesi materi, Sipin Putra, S.Sos., M.Si. menyampaikan perspektif dari kalangan masyarakat awam (lay person) dalam telaah penelitian sosial dan perilaku (PSP). Beliau menekankan pentingnya melibatkan perspektif non-akademik dalam proses telaah etik untuk memastikan keberterimaan sosial dan kepekaan etis terhadap dampak penelitian.

Selain narasumber-narasumber utama tersebut, hadir pula Dr. Maya Tejasari, selaku Ketua Komite Etik Penelitian Kesehatan (KEPK) UNISBA, yang memberikan kontribusi besar dalam mendampingi proses pelatihan serta memfasilitasi diskusi mengenai peran strategis KEPK dalam menjamin kualitas etik penelitian di lingkungan universitas. Kehadiran beliau memberikan penguatan terhadap arah kebijakan dan standar etik yang sedang dibangun oleh UNISBA.

Pada akhir kegiatan, peserta dibagi ke dalam dua kelompok untuk melakukan simulasi telaah protokol penelitian secara langsung. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil telaahnya di hadapan peserta lain, yang kemudian diakhiri dengan pelaksanaan post-test untuk mengukur peningkatan pemahaman peserta setelah mengikuti seluruh rangkaian pelatihan.

Antusiasme peserta sepanjang kegiatan mencerminkan tingginya kebutuhan dan minat dalam memperdalam pengetahuan seputar etik penelitian. Diharapkan pelatihan ini tidak hanya meningkatkan kualitas dan kompetensi reviewer, tetapi juga memperkuat komitmen institusi dalam menjaga integritas dan akuntabilitas riset di lingkungan universitas maupun mitra-mitra jejaring.

Example 120x600