Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Lingkungan HidupRagam Daerah

GEMI Cimahi Ubah Sampah Jadi Maggot, Edukasi 400 Keluarga Kurangi Limbah Rumah Tangga, di Apresiasi Anggota Dewan Enang Sahri

2438
×

GEMI Cimahi Ubah Sampah Jadi Maggot, Edukasi 400 Keluarga Kurangi Limbah Rumah Tangga, di Apresiasi Anggota Dewan Enang Sahri

Sebarkan artikel ini
Maggot yang dikelola dari produksi sampah, untuk pakan ikan lele yang dapat dijual

SNU//Cimahi – Komunitas Gerakan Ekonomi Mandiri (GEMI) yang dipimpin oleh Ir. Arif Purnomo warga Perumahan Cipageran Asri, di RT 04/RW 18, Kelurahan Cipageran, Kecamatan Cimahi Utara, berhasil mengelola sampah rumah tangga menjadi maggot sebagai pakan ikan lele.

Kegiatan ini mendapat apresiasi dari anggota DPRD Kota Cimahi Komisi III, H. Enang Sahri Lukmansyah, saat melakukan kunjungan ke lokasi pengelolaan pada Kamis (13/11/2025).

Example 300x600
Anggota DPRD kota Cimahi Komisi III, H Enang Sahri Lukmansyah apresiasi komunitas Gemi

Menurut Enang, inovasi pengolahan sampah menjadi maggot tidak hanya mengurangi volume sampah, tetapi juga memiliki nilai ekonomi.

“Pak Arif ini sebagai pimpinan komunitas pengelolaan sampah, karena di Cimahi masalah sampah tidak pernah tuntas, bahkan makin parah,” ujar Enang.

Enang memaparkan, Kota Cimahi yang memiliki sekitar 600 ribu jiwa penduduk menghasilkan rata-rata 230 ton sampah per hari, atau sekitar 5 kilogram per orang. Dari jumlah tersebut, hanya sekitar 130 ton per hari yang dapat dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti, sedangkan sisanya dikelola melalui berbagai upaya lokal.

“Masih ada sekitar 80–90 ton per hari sampah yang belum tertangani. Sebagian memang dialihkan ke TPST Santiong dan Lebaksaat yang mampu menampung sekitar 50 ton, tapi sisanya tetap menjadi persoalan,” jelas Enang.

Bibit ikan lele, yang diberi makan maggot, menjadi sehat dan berkualitas

Ia menegaskan, persoalan utama bukan hanya pada kapasitas pengangkutan, tetapi juga kurangnya kesadaran masyarakat dalam memilah sampah.

“Pemerintah sudah menginstruksikan pemilahan sejak dari rumah. Karena sumber sampah itu dari rumah tangga. Kalau masyarakat mau memilah, 60 persen sampah basah bisa diolah jadi maggot seperti yang dilakukan komunitas GEMI ini,” katanya.

Enang menilai program GEMI memiliki dampak ganda — mengurangi sampah sekaligus menumbuhkan ekonomi masyarakat.

“Ekonominya dari produksi maggot ini cukup bagus, bisa menjadi sumber pendapatan baru bagi warga,” tambahnya.

Sementara itu, Ketua GEMI Arif Purnomo menjelaskan bahwa pihaknya terus berupaya menekan volume sampah rumah tangga melalui edukasi pemilahan sejak dari sumbernya. Saat ini GEMI mengelola sampah dari 400 kepala keluarga di Komplek Cipageran Asri.

Ir Arif Purnomo Ketua Komunitas Gemi yangerubah sampah jadi maggot

“Kami bekerja sama dengan Pemerintah Kota Cimahi melalui program Pengembangan Kawasan Pengelolaan Sampah Menuju Sirkular Ekonomi Mandiri (Awas Sikoma) yang diluncurkan oleh Wali Kota Cimahi, Ngatiyana, bersama Kadis Lingkungan Hidup Chanifah Listyarini,” terang Arif.

Dalam pelaksanaan program, DLH Cimahi menyediakan ember khusus yang dibagikan ke setiap rumah tangga. Pengambilan sampah dilakukan setiap Senin, Selasa, Kamis, dan Sabtu.

“Dulu saat awal berdiri, kami hanya mampu mengelola sekitar 6 ton sampah per bulan. Sekarang sudah naik menjadi 20 ton per bulan, dan kapasitas optimal kami bisa mencapai 30 ton,” jelas Arif.

GEMI menerapkan aturan ketat: warga yang tidak memilah sampah tidak akan dilayani pengangkutannya.

“Padahal jawabannya sederhana, pilah sampah. Kalau tidak dipilah, ya tidak kami ambil,” tegasnya.

Ia juga mengungkapkan, saat TPA Sarimukti terbakar tahun lalu, pihaknya sempat menampung hingga 2 ton sampah per hari, dengan total pengolahan mencapai 60 ton selama masa darurat.

“DRH saja setiap minggu mengirim sekitar 2–3 ton sampah yang sudah dipilah dan dikeringkan,” ungkap Arif.

Dalam pengelolaan organik, GEMI membedakan dua jenis sampah, kompos dan maggot.

“Kalau organik untuk kompos dan maggot sebaiknya dipisah. Kalau dicampur, hasil maggotnya kurang bagus,” tambahnya.

Dengan pendekatan berbasis edukasi, kemitraan, dan ekonomi sirkular, komunitas GEMI berharap konsep zero waste di Kota Cimahi bisa terwujud secara bertahap.

(Bagdja)

banner
Example 120x600