SNU|Bandung,- Ribuan warga dari berbagai daerah memadati kawasan Institut Teknologi Bandung (ITB) sejak Sabtu pagi untuk menghadiri gelaran Pasar Seni ITB 2025. Setelah vakum selama satu dekade, acara seni terbesar di kampus Ganesha ini kembali digelar dengan semarak, menyuguhkan instalasi seni, pertunjukan musik, lomba kreatif, dan bazar kuliner yang menyedot perhatian publik, Minggu(19/10/2025).
Antusiasme masyarakat yang tinggi menjadi bukti kerinduan akan atmosfer seni dan kreativitas khas ITB. Namun, lonjakan pengunjung juga berdampak langsung pada lalu lintas Kota Bandung. Kemacetan parah terjadi di sejumlah ruas jalan utama seperti Jalan Ganesha, Dago, dan Tamansari, terutama pada jam-jam puncak kunjungan.
Panitia Pasar Seni ITB telah mengantisipasi kepadatan dengan menyediakan kantong parkir di titik-titik strategis serta layanan Bandros untuk mobilisasi pengunjung. Meski demikian, arus kendaraan tetap padat dan memerlukan pengaturan ekstra dari pihak kepolisian dan dinas perhubungan.
“Ini pertama kali saya datang ke Pasar Seni ITB. Acaranya seru banget, tapi tadi sempat terjebak macet hampir satu jam dari Simpang Dago,” ujar Faiz Naufal Azam, salah satu pengunjung.
Selain kemacetan, isu pengelolaan sampah juga menjadi perhatian. Panitia mengkampanyekan pengunjung untuk membawa tumbler dan mengurangi penggunaan plastik, sejalan dengan semangat ekologis yang diusung dalam karya-karya instalasi seperti ‘Widya Segara’ karya Arkiv.
Pasar Seni ITB 2025 dijadwalkan berlangsung selama dua hari, 18–19 Oktober, dengan puncak acara di area kampus ITB. Meski menyumbang kemacetan, semangat warga Bandung untuk merayakan seni dan budaya tetap tak terbendung.
