SNU|Kabupaten Tangerang, ( Banten) – Memasuki kuartal ketiga tahun 2024 masyarakat kabupaten Tangerang dihadapkan dengan mewabahnya Demam berdarah dengue (DBD), wabah penyakit DBD ini disebabkan perubahan iklim hingga deforestasi menjadi pemicu wabah yang terus bersiklus ini.
Demam Berdarah Dengue atau DBD adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus betina.
DBD merupakan salah satu masalah kesehatan yang serius dan dapat mengancam nyawa. Penyakit ini biasanya menyerang saat musim penghujan karena genangan air atau peralihan musim yang banyak menyebabkan perkembangbiakan nyamuk meningkat.
Sudah beberapa warga kp. Melayu Barat, Desa Kampung Melayu Barat, di RT 01, Rw 03 bahkan ketua Rt rika, terkena wabah DBD, selian itu satu keluarga di Rt 01 Rw.02, Rt sudin satu keluarga sudah terjangkit wabah Demam Berdarah ini. Sejauh ini belum ada tindakan yang nyata untuk pencegahan wabah penyakit demam berdarah baik dari kepala desa , camat dan Pihak puskesmas kecamatan Teluknaga, kabupaten Tangerang.
Dikhawatirkan Korban demam berdarah terus berjatuhan didesa kampung Melayu Barat, menurut ketua Gerakan Bela Tangerang (Gerbang) usuf Supandi Alias Cewi warga Rt.01 Rw 03 yang sempat terjangkit wabah DBD dan dirawat RSU Pakuhaji selama 5 hari pekan Lalu mengatakan,
“Sudah beberapa warga yang terkena wabah Demam berdarah yang sejauh ini tidak ada pencegahan baik dari pihak desa, kecamatan dan puskesmas Kampung Melayu Timur maupun pihak Dinas kesehatan Kabupaten Tangerang,” keluhnya.
Lanjut Cewi, Tugas Dinas kesehatan untuk apa dan terima digaji tinggi. Kalau tidak ada pencegahan atau tindakan untuk melakukan pencegahan, agar wabah Demam berdarah ini agar warga yang lain tidak terinfeksi penyakit demam berdarah dengue. Seharusnya pihak dinas kesehatan merespon fan melakukan pencegahan dengan mengasapi lingkungan tempat tinggal di Rt 01 Rw.03 dan Rt.01 Rw 02 desa Kampung Melayu Barat,” tegas Cewi.
Awak media mencoba menghubungi kepala Desa Kampung Melayu Barat Subur Maryono untuk mengkonfirmasi permasalahan didesa, namun kepala desa Subur Maryono belum bisa dihubungi. (Dia)