SNU|Kabupaten Tangerang (Banten) – dilansir dari salah satu media, Sekretaris Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Tangerang, Aziz Patiwara, melontarkan kritik tajam terhadap kinerja Pemerintah Kabupaten Tangerang, khususnya dalam pengelolaan sampah dan koordinasi birokrasi di tingkat kecamatan.
Dalam pernyataannya, Aziz mengekspresikan keprihatinan mendalam terhadap kondisi lingkungan akibat kondisi sampah yang sudah tidak terkontrol, di berbagai tempat terjadi tumpukan sampah, bahkan warga membuang sampah ke saluran induk cisadane. Akibat belum adanya. Pengangkutan dan pendistribusian sampah dari tingkat Rt, Rw, desa hingga kecamatan kelokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatiwaringin, mauk.
Aziz bahkan mendesak Bupati Tangerang untuk mengambil langkah tegas dengan mencopot Camat Teluknaga Kabupaten Tangerang. Desakan ini mencerminkan kekecewaan PMII terhadap penanganan isu kebersihan dan lingkungan hidup yang dianggap krusial di wilayah tersebut.
Menanggapi kritik PMII tersebut, Edwin Purnama S.E., seorang aktivis pemerhati lingkungan, memberikan perspektif yang berbeda. Ia mengajak semua pihak, termasuk PMII, untuk melihat persoalan ini secara objektif dan meninjau upaya penanganan sampah yang telah dilakukan di tingkat kecamatan. Edwin menyoroti inisiatif Camat Teluknaga, Zamzam Manohara, yang dinilai telah menunjukkan langkah konkret dalam menangani masalah sampah yang berada diwilayah kecamatan Teluknaga.
Kami berharap Bung Azis ikut serta dalam penanganan sampah dan melihat fakta yang sudah dilakukan oleh Camat Teluknaga. Saya objektif, bukan bagian dari pemerintah,” ujar Edwin, menekankan pentingnya pendekatan komprehensif berdasarkan data di lapangan, Rabu (16/4/2025).
Edwin menjelaskan bahwa Camat Teluknaga telah melakukan studi banding terkait penanganan sampah ke Banyumas dan aktif berkolaborasi dengan kepala desa setempat untuk mencari solusi efektif. Langkah ini, menurutnya, menunjukkan keseriusan dan upaya nyata dalam mengatasi persoalan sampah di wilayahnya.
“Jadi mana yang harus kita negatifkan kepada camat yang sudah melakukan penanganan sangat baik? Mari kita bersama-sama mencari solusi efektif untuk masalah sampah ini,” tegas Edwin, menyiratkan bahwa kritik sebaiknya diiringi dengan tawaran solusi konstruktif.
Edwin mengibaratkan kritik tanpa solusi seperti “makan nasi tanpa piring,” yang menunjukkan ketidak lengkapan dan kurangnya dampak positif. Ia bahkan mengundang PMII untuk berdiskusi dan melihat langsung aksi penanganan sampah di Desa Lemo pada hari Sabtu mendatang (19/04/2025).
Terkait kritik yang dilayangkan PMII, Edwin berpendapat bahwa hal tersebut merupakan bagian dari dinamika dalam sistem demokrasi. “Kritik itu sah-sah saja, agar para pemangku kebijakan memikirkan solusi,” katanya. Namun, ia menilai tuntutan pencopotan Camat Teluknaga terasa kurang objektif karena belum mempertimbangkan upaya dan tantangan yang dihadapi di tingkat kecamatan.
Perdebatan antara PMII dan aktivis lingkungan ini membuka ruang diskusi penting mengenai efektivitas pengelolaan sampah dan koordinasi birokrasi di Kabupaten Tangerang. Diharapkan, kritik yang konstruktif dan apresiasi terhadap upaya yang telah dilakukan dapat mendorong Pemerintah Kabupaten Tangerang untuk mengambil langkah-langkah yang lebih baik dalam mengatasi permasalahan kompleks ini.
Ketua Gerbang, Usuf Supandi, yang akrab disapa Cewi, juga menyoroti pentingnya observasi langsung terhadap kondisi di lapangan. “Harus turun langsung untuk melihat situasi sebenarnya. Jangan hanya mengandalkan pemberitaan yang tidak jelas,” ungkapnya. Cewi menekankan bahwa Camat Teluknaga dan jajarannya telah melakukan berbagai upaya nyata, termasuk bersih-bersih sungai, yang perlu diklarifikasi agar tidak terjadi kesalahpahaman.
Salah satu langkah kerja nyata, camat zamzam manohara turun langsung mendampingi bupati Maesyal Rasyid turun langsung membersihkan sampah yang berada di Saluran Induk Cisadane, Bangunan Cisadane Utara( BCU 7) beberapa waktu lalu. Sehingga saat ini sampah yang menumpuk tersangkut dijembatan antara desa kp. Melayu Barat dan desa Pangkalan, sudah bersih dari sampah.
Lanjut Cewi dengan adanya dialog ini, diharapkan semua pihak dapat berkolaborasi untuk menciptakan solusi yang lebih efektif dalam mengatasi masalah lingkungan di Kabupaten Tangerang terutama mengenai permasalahan sampah yang sudah menjadi momok dimasyarakat. (Dia)