SNU|Tasikmalaya – Perum badan urusan logistik (Bulog) Subdrive Ciamis masih belum melakukan serap gabah di tingkat para petani di wilayah Tasikmalaya, Ciamis, Pangandaran, Kota Tasikmalaya, Garut dan Banjar sejak beberapa bulan terakhir. Pasalnya belum ada lahan pertanian melakukan masa panen.
Kepala Subdrive Bulog Ciamis, Ashville Nusa Panata mengatakan, harga gabah kering giling (GKG) di tingkat petani di berbagai daerah untuk sekarang ini tidak masuk dalam kriteria harga pokok penjualan (HPP)

.
“Karena, harga gabah kering giling (GKG) untuk tingkat petani sekarang sebesar Rp 7.000 perkg dan serapan gabah belum dilakukan mengingat di sejumlah petani belum melakukan masa panen.
“Kami belum melakukan serapan gabah kering giling (GKG) di tingkat para petani di berbagai daerah pada bulan Maret, Juni dan Oktober.
“Harga gabah kering giling (GKG) dari tingkat petani Rp 6.000 per kg, gabah kering pungut (GKP) penggilingan Rp 6.100 perkg, gabah kering giling (GKG) penggilingan Rp 7.300 perkg dan gabah kering giling (GKG) Bulog Rp 7.400 perkg.,” katanya
Terang Ashville, harga gabah kering giling di tingkat petani membuat bulog Ciamis belum bergerak melakukan penyerapan secara optimal terutamanya di daerah Priangan Timur sesuai dengan harga pokok penjualan (HPP) sebesar Rp 6.000 per kg dan memiliki standar kualitas yang diterapkan pemerintah.
Namun, kalau harga tinggi Bulog masih belum bisa melakukan, karena tidak masuk dalam kriteria harga yang ditetapkan.
“Tingginya harga penjualan gabah terutama di tingkat petani di Priangan Timur, bagi Perum Bulog Subrive Ciamis untuk sekarang masih dioptimalkan beberapa langkah penyerapan. Karena, memang sejauh ini masih ada lahan pertanian menunggu masa panen tiba di akhir bulan Oktober dan November 2024.
“Untuk target serapan masih menunggu petani, tapi kami masih menyiapkan beras yang ada di gudang sebanyak 9.853 ton untuk penyaluran kepada masyarakat,” ujarnya.(***)