SNU|Kabupaten Tangerang (Banten) – Bupati Tangerang Maesyal Rasyid kunjungi lokasi longsor bibir sungai Cisadane Di kampung Siliong Rt.01 ada di Rw.01 desa Bojong Renged, kabupaten Tangerang. Bupati turun langsung melihat kondisi bibir sungai Cisadane yang mengalami abrasi dan longsor di dua titik berbeda dilokasi yang berdekatan.
Kunjungan bupati didampingi oleh Kadis Bina Marga Dan Sumber Daya Air (DBMSDA) kabupaten Tangerang H.iwan Firmansyah, kepala UPTD SDA wilayah 6 H.Suhanda disambut oleh camat Teluknaga Zamzam Manohara, kepala desa Bojong Renged Suhendra HMS, H.Sapri Anggota DPRD kabupaten Tangerang, ketua APDESI Kabupaten Tangerang H. Maskota, ketua APDESI Kecamatan Subur Maryono, tokoh masyarakat dan tokoh agama, Minggu (18/05/2025).
Dari pantauan lokasi abrasi bibir sungai Cisadane sepanjang 25 meter terlihat sungguh menghawatirkan, dan memang saat ini sedang dilakukan tanggap darurat penanganan lokasi titik pertama. Sedang untuk titik lokasi kedua sepanjang 100 meter Karena memang Tepat dilokasi kedua adalah patahan atau belokan sungai Cisadane, sehingga arus cisadane berbenturan gravitasinya mengenai dinding bibir sungai dan menimbulkan abrasi yang cukup parah. Sungai Cisadane dibawah Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Sumber Daya Air (Ditjen SDA) merupakan bagian dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Menurut kadis DBMSDA H.Iwan Firmansyah Yang ditemui dilokasi mengatakan, ” atas usulan masyarakat, secara normatif sudah kita sampaikan ke pengelola BBWS dan Ditjen SDA. Secara kedaruratan kita melaksanakan tanggap darurat. Dengan penanganan darurat agar tidak menimbulkan korban jiwa dimasyarakat. Tanggap darurat yang kita lakukan dengan Bronjong tanah dan karung yang diisi kisdam terdiri dari pasir urug dengan ketinggian 3 meter dan lebar 2,5 meter dan diaput menggunakan dolken atau bambu agar abrasinya tidak bertambah parah,” jelas kadis H.Iwan Firmansyah.
Menurut warga Hj. aminah yang tinggal di Kp.Siliong Rt 01, Rw. 01 mengungkapkan bahwa abrasi bibir Sungai Cisadane sudah terjadi sejak 2 tahun lalu. Dan saat ini kondisinya lebih parah lagi, garis Sepadan Sungai Sungai Cisadane terus tergerus arus sungai sehingga terjadi abrasi.
” Dulu lokasi tersebut dihuni oleh warga, namun sekarang ini, penghuninya sudah pada pindah, akibat sedikit demi sedikit abrasi dan tergerus arus sungai,” ungkapnya.
Terangnya, dititik lokasi kedua longsor atau abrasi sudah hampir mendekati rumah warga, dari bibir sungai Cisadane ke rumah warga ada sekitar 2 meteran.Hal ini terjadi sejak Perumdam TKR membuat intik untuk mengambil air permukaan sungai, sehingga arus sungai agak terhambat dan arus air mengalir ke sis sebelah kanan intik, yang arus sungai berputar dan mengikis bibir sungai hingga terjadi abrasi,” keluh Hj. Asminah.
Lanjutnya sebelumnya pihak Perumdam TKR berjanji untuk menggunakan tiang pancang balok beton atau Sheet pile beti. Disisi kiri dn kanan intik, namun sudah 3 tahun berlalu, janji perumdam TKR tidak kunjung terealisasi,” sesalnya. (Dia)