SNU|Kota Cimahi – Dalam masalah penangan stunting, Wakil Walikota Cimahi Adhitia Yudistira, untuk mencapai Indonesia Emas 2045, secara tegas, menurut Adhitia bahwa Program Stunting merupakan salah satu prioritas utama.
Hal itu diungkapkan oleh Adhitia saat menghadiri acara penyelenggaraan Rapat Koordinasi (Rakor) Teknis Bidang Kesehatan Masyarakat Tahun 2025 yang bertempat di Aula Gedung A, Kota Cimahi, Senin (10/3/2024).
Acara ini juga dihadiri oleh Pj. Sekretaris Daerah Kota Cimahi (Sekda Kota Cimahi) Mariana Fitriana, Kepala Dinas Kesehatan Kota Cimahi, Mulyati, perwakilan organisasi perangkat daerah (OPD)
Kegiatan ini bertujuan untuk membahas isu-isu kesehatan masyarakat, khususnya percepatan penurunan angka stunting di Kota Cimahi.
Hadir pula dalam acara tersebut para narasumber dari TP PKK Provinsi Jawa Barat, Kepala DP3KB Kota Cimahi, Perwakilan program Bangga Kota Cimahi, Camat dan Kelurahan, pendamping keluarga (PKK Kelurahan), pengelola program KB dan peserta KB se-Kota Cimahi atau dari berbagai pemangku kepentingan yang memiliki peran krusial dalam pencegahan dan penanggulangan stunting serta tamu undangan lainnya.
“Segala permasalahan yang kita hadapi saat ini harus dapat kita atasi bersama. Salah satu tantangan terbesar adalah stunting, yang tidak hanya berdampak pada aspek sosial, tetapi juga ekonomi,” tegas Adhitia.
Selanjutnya menurut Adhitia, bahwa jika masalah stunting tidak ditangani dengan hal ini dapat mengurangi produktivitas generasi mendatang.
“Berdasarkan data Kesehatan tahun 2024, angka stunting di Kota Cimahi mencapai 9,56% atau sekitar 2.810 balita. Oleh karena itu, upaya percepatan penurunan angka stunting menjadi prioritas dengan sasaran utama ibu hamil, ibu menyusui, dan balita.” Ungkap Adhitia.
Disamping itu, Adhitia juga telah menekankan bahwa penurunan stunting memerlukan sinergi, dan kolaborasi dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, swasta, LSM, serta peran aktif masyarakat.
“Dengan diadakannya acara Rapat Koordinasi (Rakor) Teknis Bidang Kesehatan Masyarakat Tahun 2025 ini, diharapkan seluruh pihak dapat berkolaborasi dalam menurunkan angka stunting di Kota Cimahi,” tandas Adhitia.
Diakui oleh Adhitia, bahwa saat ini Pemerintah Kota Cimahi telah berkomitmen untuk terus melakukan berbagai upaya strategis dalam rangka menciptakan generasi yang sehat, produktif, dan berkualitas menuju Indonesia Emas 2045.
“Selamat melaksanakan Rapat Koordinasi Kesehatan. Semoga kegiatan ini berjalan lancar dan menghasilkan solusi terbaik peningkatan kesehatan masyarakat,” tutup Adhitia.
Begitupula yang disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Cimahi, Mulyati saat dikonfirmasi usai acara rakor tersebut menjelaskan, bahwa salah satu program utama dalam penanganan stunting adalah Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Program TIKTIK).
“Program ini menitik beratkan pada pemberian asupan gizi yang cukup bagi ibu hamil dan anak balita, serta pemantauan kesehatan anak sejak dalam kandungan.” Jelas Mulyati.
Selain itu, lanjut Mulyati, bahwa strategi Zero New Stunting juga ditekankan, dengan pendekatan mulai dari remaja hingga calon pengantin.
“Kita harus menyikapi dari hulu, memberikan edukasi dan tablet tambah darah kepada para remaja, serta pemeriksaan kesehatan bagi calon pengantin agar mereka siap menjalani kehamilan yang sehat,” imbau Mulyati.
Diakui pula oleh Mulyati, bahwa dengan banyaknya kasus stunting di Kota Cimahi, semua terjadi akibat migrasi penduduk dari luar daerah yang membawa anak dalam kondisi stunting,
“Migrasi penduduk menjadi salah satu faktor meningkatnya angka stunting di Kota Cimahi, karena banyak pendatang yang datang dengan anak dalam kondisi stunting, sehingga angka Stunting mencapai 9.3%,” terang Mulyati.
Oleh karena itu meskipun terjadi sedikit peningkatan angka stunting, Pemerintah Kota Cimahi tetap berkomitmen untuk menangani permasalahan ini secara menyeluruh.
“Periode 1.000 hari pertama kehidupan adalah masa yang sangat krusial dalam mencegah stunting. Dengan deteksi dini dan intervensi yang tepat, kita dapat menekan angka stunting dan memastikan anak-anak tumbuh sehat dan cerdas,” imbuhnya.
Hal itu akan tercapai, diperlukan langkah-langkah konkret agar angka ini dapat terus ditekan hingga di bawah 14% pada tahun 2025, sesuai dengan target nasional.
“Dalam upaya untuk menekan angka stunting, Pemerintah Kota Cimahi, telah menerapkan berbagai strategi, salah satunya adalah pembentukan Tim Audit Kasus Stunting (AKS).
Tim audit kasus stunting telah melibatkan pakar dari RSUD Cibabat yang terdiri dari dokter spesialis anak, dokter spesialis obstetri dan ginekologi, psikolog, serta ahli gizi.
“Mereka bertugas mengidentifikasi faktor risiko dan penyebab utama stunting melalui surveilans rutin terhadap kelompok sasaran, seperti calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, dan balita,” jelas Dia. (Bagdja)