Example floating
Example floating
BeritaBudayaRagam Daerah

Exsutive Committe (Exco) Papua Tengah, Peringati Dengan Adanya Momen Hari Masyarakat Adat Sedunia Internasional.

537
×

Exsutive Committe (Exco) Papua Tengah, Peringati Dengan Adanya Momen Hari Masyarakat Adat Sedunia Internasional.

Sebarkan artikel ini
Menase Ugedi Degei, S.Sos Selaku Ketua II Exco Papua Tengah, Mengatakan Tidak ada hubungan langsung antara kedua hari tersebut, dan keduanya merayakan peristiwa yang berbeda.

SNU//Nabire Papua Tengah – Pengurus Partai Buruh, Exsecutive Commuittee (Exco) Papua tengah,

Hari Adat Internasional diperingati setiap tanggal 9 Agustus, sedangkan Hari Buruh Internasional diperingati setiap tanggal 1 Mei. bertempat, di Sekretariat Partai buruh Papua tengah, beralamat di Kodim 753 Nabire, Papua Tengah. Minggu (10/8/25).

Menase Ugedi Degei, S.Sos Selaku Ketua II Exco Papua Tengah, Mengatakan Tidak ada hubungan langsung antara kedua hari tersebut, dan keduanya merayakan peristiwa yang berbeda.

“Hari Buruh Internasional, atau May Day, adalah hari untuk memperingati perjuangan kaum buruh dan hak-hak mereka, terutama di rakyat Papua tebgah  terkait dengan jam kerja,” Menase Ugedi Degei.

Sementara itu, Hari Masyarakat Adat Internasional adalah hari untuk meningkatkan kesadaran akan kebutuhan, hak, dan budaya masyarakat adat di seluruh dunia dan lebih khususnya papua tengah.

“Jadi, meskipun keduanya adalah hari internasional, mereka memiliki fokus yang berbeda dan tidak terkait satu sama lain,” ucapnya.

Perayaan May Day sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu, awalnya untuk merayakan pergantian musim, terutama musim semi di belahan bumi utara. 

“May Day konon berawal dari festival Beltane, yaitu tradisi maypole. Tradisi ini melibatkan menari mengelilingi tiang maypole yang dihiasi dengan pita warna-warni. Hal ini dilakukan untuk merayakan kembalinya kehidupan dan kesuburan ke dunia,” jelas Degei.

Selaku Sekertaris I Exco Papua Tengah, Orion Degei S.Kom, Pada abad ke-19, May Day berkembang menjadi Hari Buruh Internasional yang tumbuh dari gerakan buruh untuk hak-hak pekerja, termasuk jam kerja delapan jam di Amerika Serikat.

“Gerakan ini merupakan upaya untuk mengakhiri kondisi kerja yang buruk dan jam kerja yang panjang yang menyebabkan kematian ribuan orang setiap tahunnya,” tukas Degei.

Menase Degei, mengutip sejarah tani buruh Tanggal 1 Mei 1886, lebih dari 300.000 pekerja di seluruh Amerika Serikat melakukan “mogok kerja” dalam rangka mendukung tuntutan jam kerja. Di hari-hari berikutnya, bahkan semakin banyak pekerja yang bergabung untuk memperkuat permintaan tersebut.

“Namun, peristiwa yang cukup mengguncang adalah insiden Haymarket di Chicago pada tahun yang sama, yang di mana menyebabkan bentrokan antara polisi dan pekerja,” lanjut Dia.

Peristiwa ini menyebabkan banyak orang tewas, terluka, dan juga menimbulkan gelombang represi terhadap gerakan buruh. 

“Hal ini merupakan tonggak penting dalam sejarah perjuangan buruh, yang berperan dalam memperkuat solidaritas buruh di seluruh dunia dan terutama di Papua tengah,” katanya.

Sejarah Gerakan May Day pun dengan cepat menyebar ke Eropa, hingga pada tahun 1890, terdapat lebih dari 300.000 orang berunjuk rasa dalam rapat May Day di London.

Hingga kini, hari buruh diakui sebagai hari libur resmi di 66 negara, namun tidak di negara asalnya, Amerika Serikat. Meskipun May Day tidak secara resmi diakui di AS, sejarahnya sebagai Hari Buruh Internasional tetap dihargai dan dikenang di seluruh dunia. 

“Perayaan May Day masih terus berlanjut, menyoroti pentingnya perjuangan pekerja untuk hak-hak mereka dan solidaritas global dalam memperjuangkan keadilan di tempat kerja terutama di Papua tengah,” tutup Degei. (Jeri P Degei)

Example 120x600