SNU//Cimahi – Film Kompi Daeng adalah film besar/layar lebar pertama, hasil karya orang Cimahi, dan diproduksi oleh Production House Visi Sinema Pro Cimahi dan Ice Blue Production, serta didukung oleh Dewan Kebudayaan Kota Cimahi, komunitas Tjimahi Heritage juga Pemerintah Kota Cimahi dan Kab Bandung Barat.
Film edukasi yang sarat dengan informasi sejarah, patriotisme para pejuang Cimahi dan Bandung Raya ini, merupakan film fiksi yang terinspirasi dari buku Prahara Cimahi Pelaku dan Peristiwa (30 Okt 1945 – 28 Maret 1946).
Bukunya ditulis oleh Mayor CHB SM Arief, berkisah tentang seorang seniman Longser (Teater Rakyat) Jawa Barat di Desa Tjipageran saat itu, yang harus berjuang mempertahankan kemerdekaan RI, dengan satu sisi ia pun harus meninggalkan kesenian Longser tersebut.
Motivasi tokoh utama berjuang itu, di samping memiliki rasa dendam karena sewaktu dia dan adiknya berumur 9 dan 7 tahun, harus menyaksikan bapak nya sendiri mati ditembak Belanda ketika dia sedang mempertunjukkan seni longser, karena disangka pemberontak terhadap pemerintah Hindia Belanda, sekitar tahun 1930.
Dan 15 tahun kemudian, tepatnya di bulan Oktober 1945, ketika tokoh utama yg bernama Kohar dan adiknya Asih sudah beranjak usia 23 tahun, dia dilatih ngaji, silat dan taktik berperang di pesantren KH Usman Dhomiri Sukasantri Gn Bohong Cimahi, kemudian Kohar bergabung dengan Dewan Pimpinan Perjuangan Cimahi yang dipimpin oleh Daeng Muhammad Ardiwinata, atau dikenal dengan nama Kompi Daeng..
Dari situlah dia bersama sahabatnya Toha Santri, Sersan Saring (Mantan KNIL) Ambon, berjuang bersama pasukan Kompi Daeng, mengusir masuknya Tentara Sekutu dan NICA Belanda masuk ke wilayah Cimahi période 30 Oktober 1945 sampai 28 Maret 1946 yg dikenal dengan istilah ‘de militaire stad’
Walaupun dengan perjuangan tersebut, ada resiko yang harus dikorbankan, yaitu seni longser warisan dari Mat Pendul, bapaknya tersebut harus ia tinggalkan..
Tapi alhamdulillah di bagian akhir cerita, tokoh fiktif Kohar yang masih hidup pada saat ini, mengenang teman-temannya seperjuangan seperti Kompi Daeng, KH Usman Dhomiri, Kapten Permana, Isha Setia Mulya, Komisaris Polisi Arifin, Kartadipura, Detasemen Abdul Hamid, Pemuda Soekimun, Dokter Mayor Dustira dan tokoh pejuang Cimahi, Bandung Raya lainnya, dan ia pun menyaksikan seni longser yang menjadi seni leluhur bapaknya tersebut terus hidup sampai saat ini.
Film Kompi Daeng ini, naskah dan sutradara nya adalah Dede Syarif HD, dengan Co Sutradara Ivo Voynot, produser Malik Firmansyah syah, Pimpinan Produksi Lukman Nul Hakim, dibintangi oleh para aktor film dan sinetron nasional, diantaranya Surya R Kusumah, Fikri Aziz, Sandi Tarhedi, Aurelia, serta pemain lokal Bandung, Cimahi juga special pemeran Ketua DPRD Cimahi, Wahyu Widiatmoko, dan tokoh silat kab Bandung Ayi Kosasih.
Film Kompi Daeng ini akan launching pada tanggal 19 Agustus 2025 di Convention Hall Cimahi Techno Park, dilanjutkan dengan penayangan. baik terpusat di Cimahi Techno Park maupun roadshow di sekolah sekolah SD, SMP, SMA sederajat se kota Cimahi, kota Bandung, Kab. Bandung Barat, Kab. Bandung.
Dengan telah hadir nya film yang memuat informasi sejarah Cimahi, yang luput dari perhatian lokal, regional dan nasional tentang peristiwa perang 4 hari 4 malam ini pasca Indonésia Merdeka ini semoga menjadi momentum HUT ke-80 Proklamasi Kemerdekaan RI tahun 2025 ini dan merupakan dimulainya industri film di Cimahi, yg mengangkat cerita berdasarkan para tokoh Cimahi diantaranya.
Bagi masyarakat yang ingin nonton mengapresiasi karya film berbobot sejarah ini, insyaallah penayangannya dimulai 19 Agustus 2025 setelah secara resmi Walikota Cimahi melaunching film tersebut.
Semoga mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, agar mengenal jati diri bangsa melalui film edukasi, sejarah. (Bagdja)