BeritaKesehatanRagam Daerah

Fokus Percepatan Penurunan Stunting Melalui Kolaborasi Lintas Sektor dalam Penguatan Program ‘Kampung Keluarga Berkualitas’ Cimahi 2025

2446
Kehadiran Walikota Cimahi Ngatiyana, disambut oleh 100 peserta yang terdiri dari perwakilan perangkat daerah, camat, lurah, kader, petugas lapangan KB, serta anggota Forum Genre dan Forum Anak.

SNU//Cimahi – ​Pemerintah Kota (Pemkot) Cimahi, melalui Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DP3AP2KB), mengadakan Pertemuan Kampung Keluarga Berkualitas (KKB) Tingkat Kota Cimahi Tahun 2025  di Ballroom Mal Pelayanan Publik Cimahi. Kamis (2/10/2025).

​Acara ini secara spesifik bertujuan memperkuat komitmen dan sinergi dalam pembangunan keluarga sehat dan berkualitas, dengan fokus utama pada percepatan penurunan angka stunting di Kota Cimahi.

Pertemuan ini menghadirkan 100 peserta yang terdiri dari perwakilan perangkat daerah, camat, lurah, kader, petugas lapangan KB, serta anggota Forum Genre dan Forum Anak.

​Prioritas Wali Kota: Stunting sebagai Isu Masa Depan Generasi.

Dalam sambutannya, Wali Kota Cimahi, Ngatiyana, menegaskan bahwa pembangunan keluarga adalah fondasi utama pembangunan bangsa yang berkelanjutan.

​Dalam sambutannya, Wali Kota Cimahi, Ngatiyana, menegaskan bahwa pembangunan keluarga adalah fondasi utama pembangunan bangsa yang berkelanjutan. 

Karena Ia menyoroti stunting sebagai tantangan terbesar yang harus diatasi, mengingat dampaknya bukan hanya masalah gizi, tetapi juga risiko hambatan pertumbuhan fisik dan perkembangan otak yang memengaruhi produktivitas generasi penerus.

​Ngatiyana juga menekankan bahwa program KKB adalah langkah strategis untuk mengintegrasikan layanan pembangunan keluarga, kependudukan, dan KB. Keberhasilan pengentasan stunting, 

Menurutnya, sangat bergantung pada kolaborasi lintas sektor yang harus dilakukan secara holistik, mencakup:

Perbaikan infrastruktur (sanitasi, rumah layak huni).

Pembinaan SDM dan pendidikan karakter sejak dini untuk menghadapi tantangan era digital.

Pemenuhan gizi seimbang bagi ibu hamil, ibu menyusui, bayi, dan balita.

​Ngatiyana juga berpesan kepada peserta, agar setiap orang tua menjadi contoh dan panutan dalam membangun keluarga tangguh yang mempertahankan nilai budaya timur di tengah kemajuan teknologi.

HAl yang senada dengan Ngatiyana, di terangkan oleh ​Kepala DP3AP2KB Kota Cimahi, Fitriani Manan, menurutnya bahwa optimalisasi Kampung KB, yang kini diperkuat dengan terbitnya Intruksi Presiden (Inpres) Nomor 3 Tahun 2022, menjadikan keluarga berisiko stunting sebagai sasaran utama. 

Kepala DP3AP2KB Kota Cimahi, Fitriani Manan, menurutnya bahwa optimalisasi Kampung KB, yang kini diperkuat dengan terbitnya Intruksi Presiden (Inpres) Nomor 3 Tahun 2022, menjadikan keluarga berisiko stunting sebagai sasaran utama.

Fokus penanganan ditekankan pada Seribu Hari Pertama Kehidupan sebagai momen emas tumbuh kembang anak.

​Fitriani meminta partisipasi aktif semua unsur kewilayahan untuk menyediakan data lapangan yang akurat, yang akan menjadi dasar strategi pengoptimalan KKB dalam menjalankan delapan fungsi keluarga.

​Dalam forum ini, diperkenalkan juga program nasional Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) dari BKKBN. Narasumber dari BKKBN Provinsi Jawa Barat, Yoke Dadiputri, menjelaskan bahwa DASHAT adalah gerakan nyata yang melibatkan Kampung KB untuk:

Menyiapkan makanan bergizi seimbang bagi keluarga berisiko stunting.

Mengedukasi masyarakat tentang pentingnya gizi seimbang dan komposisi makanan sehat.

​Program ini memberdayakan kader lokal terlatih dalam menentukan menu dan proses memasak, sekaligus meningkatkan pemahaman masyarakat agar dapat menerapkan pola makan yang lebih baik secara mandiri.

​Pertemuan KKB 2025 ini diharapkan menjadi momentum penguatan sinergi antara pemerintah, masyarakat, kader, dan dunia usaha, demi mewujudkan keluarga yang harmonis, produktif, dan berdaya saing, serta menekan angka stunting di Cimahi. (Bagdja)

Exit mobile version