Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
BeritaBudayaHukumRagam Daerah

HKBP Bukan Perusahaan: Fredi Marbun Soroti Kebijakan Ephorus Viktor Tinambunan

94
×

HKBP Bukan Perusahaan: Fredi Marbun Soroti Kebijakan Ephorus Viktor Tinambunan

Sebarkan artikel ini
Fredi Marbun, pemerhati HKBP, menyerukan agar gereja kembali pada nilai-nilai moral dan menjauh dari kepentingan politik serta ekonomi.

Aktivis Nilai Gereja Kehilangan Kemandirian Moral dan Terlalu Dekat dengan Kekuasaan

SNU//Medan – Aktivis Intoleransi dan Radikalisme sekaligus pemerhati gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP), Fredi Marbun, menyoroti keras arah pelayanan gereja di bawah kepemimpinan Ephorus HKBP Pdt. Viktor Tinambunan.

Example 300x600

Menurutnya, HKBP kini berada dalam situasi genting karena dianggap semakin dekat dengan kekuasaan politik dan ekonomi, yang berpotensi menggerus independensi moral dan spiritual gereja.

“Ephorus dan seluruh pendeta hidup dari keringat jemaat, bukan dari Luhut Binsar Pandjaitan,” tegas Fredi dalam keterangannya di Medan, Sabtu (18/10/2025).

Fredi menilai, pernyataan Ephorus yang mengaitkan gerakan “Tutup PT TPL” dengan perintah pejabat negara menunjukkan ketidakmandirian dan lemahnya integritas kepemimpinan gereja.

Aktivis Intoleransi dan Radikalisme sekaligus pemerhati gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP), Fredi Marbun, menyoroti keras arah pelayanan gereja di bawah kepemimpinan Ephorus HKBP Pdt. Viktor Tinambunan.

“Jika benar gereja bergerak karena perintah pejabat, maka itu preseden buruk bagi kemandirian gereja. Di mana martabat gereja jika setiap kebijakannya harus menunggu perintah pejabat?” ujarnya retoris.

Ia menegaskan, gereja tidak boleh menjadi perpanjangan tangan kekuasaan, melainkan harus berdiri di atas kebenaran, keadilan, dan keberpihakan kepada rakyat kecil.

“Jangan jadikan HKBP budak kepentingan siapa pun. Jangan tunduk pada kuasa ekonomi dan politik,” seru Fredi.

Desak Transparansi Dana dan Aset Gereja

Selain itu, Fredi juga menyoroti persoalan transparansi dan akuntabilitas keuangan di tubuh HKBP.
 

Menurutnya, dana dan aset gereja selama ini tidak pernah dibuka secara terbuka kepada jemaat.

“Sudah terlalu lama dana dan aset gereja tidak pernah dibuka secara transparan. Ini tanda krisis moral dan krisis iman di puncak pimpinan,” katanya.

Ia menilai, HKBP telah kehilangan roh misionaris sebagaimana diwariskan oleh para pendiri dan tokoh gereja terdahulu.

“HKBP kehilangan roh Missionaris Dunia yang dibawa Haine, Klimmer, Beitz, dan V. Pan. Sekarang gereja lebih sibuk dengan urusan duniawi ketimbang pelayanan,” ujarnya tegas.

Fredi menutup pernyataannya dengan menyerukan agar para pelayan Tuhan berani kembali pada nilai-nilai spiritual dan moral yang sejati.

“Pelayan Tuhan harus berani berdiri di sisi kebenaran, bukan di sisi kekuasaan. Jika gereja kehilangan keberanian moralnya, maka HKBP hanya akan menjadi bangunan megah tanpa roh ilahi,” pungkasnya. (Rizky)


Example 300250
Example 120x600