SNU//Kab. Bandung – Kepala Desa Gandasari, Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung melantik dan mengambil sumpah jabatan Ketua RW 04 serta enam Ketua RT (RT 01–06) pada Sabtu malam (6/12/2025).
Prosesi pelantikan digelar di kantor RW setempat dan berlangsung khidmat.
Acara tersebut dihadiri oleh kepala dusun, perangkat Desa Gandasari, tokoh agama, tokoh masyarakat, serta pemuda setempat.
Kepala Desa Gandasari, Solihin Rizal, menegaskan bahwa pelantikan ketua RW dan RT ini menjadi momentum bagi masyarakat Kampung Mulyasari untuk terus meningkatkan sinergi dan kualitas pembangunan.
“Kami yakin dengan pimpinan Ketua RW yang baru, Dadang Ongki, pembangunan di RW 04 harus lebih baik lagi. Dapat menopang program desa serta menunjukkan kemajuan yang berarti bagi pembangunan di RW 04 Mulyasari,” ujar Rizal.
Ia juga mengapresiasi jalannya pesta demokrasi pemilihan Ketua RW 04 yang berlangsung aman, dewasa, dan tanpa ekses.
“Ini bukti bahwa masyarakat Kampung Mulyasari semakin maju dan dewasa dalam menyikapi proses pemilihan pemimpin. Mari kita dukung ketua RW dan para ketua RT yang telah dikukuhkan agar Kampung Mulyasari mewujudkan mottonya: Sawargi, Ngahiji, dan Ngajadi,” tambahnya.

Ketua RW 04 terpilih, Dadang Ongky, menyampaikan terima kasih atas kepercayaan masyarakat Mulyasari.
“Saya sangat yakin dengan dukungan besar dari seluruh warga, saya bisa melaksanakan amanat ini dengan baik. Tidak ada artinya saya sebagai Ketua RW tanpa dukungan para tokoh masyarakat dan para Ketua RT 1 sampai 6,” ujarnya.
Ia mengajak seluruh warga untuk bersatu membangun kampung tanpa memandang perbedaan.
“Mari kita bersama-sama membangun ‘lembur urang’ Kampung Mulyasari RW 04 dengan semangat kebersamaan,” tegas Ongky.
Usai pengambilan sumpah, Ketua RW terpilih menandatangani dokumen pelantikan yang diketahui oleh H. Syarif, perwakilan tokoh RW 04. Penandatanganan serupa juga dilakukan para ketua RT 01–06 untuk kemudian diserahkan sebagai kelengkapan administrasi kepada Pemerintah Desa Gandasari.
Acara ditutup dengan doa bersama dan ramah tamah antara warga, perangkat desa, dan para tokoh. (Apih)















