Example floating
Example floating
HukumKasus

Kepala Desa Boja Dasto Dikecam, Diduga Permintaan Maaf Via WhatsApp Dinilai Meremehkan Profesi Pers

563
×

Kepala Desa Boja Dasto Dikecam, Diduga Permintaan Maaf Via WhatsApp Dinilai Meremehkan Profesi Pers

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi

SNU//Cilacap Jawa Tengah – 

Kepala Desa Boja, Dasto, menuai kecaman keras dari kalangan jurnalis, karena dinilai tidak menunjukkan niat baik dan profesionalisme, dalam menyelesaikan dugaan kasus pelecehan terhadap dua awak media. 

Alih-alih melakukan pertemuan tatap muka dan menyampaikan permohonan maaf secara resmi, Dasto hanya menggunakan panggilan telepon WhatsApp pada Kamis, 2 Oktober 2025, sekitar pukul 14:20 WIB, untuk meminta maaf kepada salah satu anggota tim pers berinisial SF.

​Sikap ini dianggap sebagai bentuk ejekan dan ketidakprofesionalan seorang pejabat publik, terutama dalam menghormati integritas profesi pers.

Tri, selaku Pimpinan Redaksi Media Lin-Ri sekaligus perwakilan awak media di wilayah tersebut, menegaskan bahwa permintaan maaf melalui telepon adalah tindakan yang sangat tidak pantas.

​”Permohonan maaf seperti itu sangat tidak menunjukan ke-profesionalan-nya selaku pejabat pemerintah desa,” tegas Tri. 

Harusnya, menurut Tri, Dasto harusnya mengundang dan bertemu secara tatap muka dengan rekan media yang diduga dilecehkan. 

“Ini adalah masalah integritas dan penghormatan terhadap profesi pers,” Cetus Tri.

​Tri dan komunitas pers menuntut Dasto untuk mengambil langkah profesional: mengundang secara resmi dan menyampaikan permohonan maaf secara terbuka di hadapan kedua awak media yang merasa dilecehkan. 

Tuntutan ini didasarkan pada pentingnya pertanggungjawaban pejabat publik dan penghormatan terhadap Undang-Undang Pers.

​Dugaan ketidak tulusan Kades Dasto semakin kuat setelah pertemuan mediasi pada Rabu, 1 Oktober 2025, kemarin, dinilai cacat dan tidak tuntas

“Meskipun Dasto sempat hadir bersama beberapa rekan media di Cilacap Barat, mediasi tersebut tidak dihadiri oleh dua rekan awak media utama dari tim Kasikin yang merupakan korban dugaan pelecehan,” ucapnya.

Dengan ​Ketidak hadiran kedua jurnalis ini didasari alasan jelas, Dasto selaku Kepala Desa tidak pernah menyampaikan undangan resmi, baik lisan maupun tertulis, kepada keduanya. 

“Fakta ini semakin memperkuat indikasi bahwa kehadiran Dasto pada mediasi tersebut bukan atas dasar kesadaran dan kehendak hati untuk menyelesaikan masalah.” Jelas Tri.

​Kalangan pers khawatir sikap Dasto yang bertele-tele dan tidak profesional ini akan memicu reaksi lebih lanjut dari komunitas pers di Cilacap dan berpotensi menyeret kasus dugaan pelecehan ini ke ranah hukum. (Jono)

Example 120x600