SNU//Kab. Bandung – Pemerintah Desa Mekarmaju, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung, menggelar pagelaran seni budaya bertajuk “Baraya BEDAS, Bersama Menjaga Ragam Budaya” di Sarana Olahraga Futsal Mekarmaju Foundation, Rabu (5/11/25).
Kegiatan ini menjadi rangkaian peringatan Milangkala Desa Mekarmaju ke-41.
Acara tersebut dihadiri perwakilan Dinas Kebudayaan Kabupaten Bandung, Forkopimcam Pasirjambu, mantan kepala desa, tokoh agama, tokoh pemuda, tokoh budaya, serta tamu undangan lainnya.
Kepala Desa Mekarmaju, Usep Bunyamin, dalam sambutannya menjelaskan bahwa Desa Mekarmaju berdiri sejak 1984 sebagai hasil pemekaran dari Desa Pasirjambu. Saat ini desa memiliki empat dusun, 14 RW, dan 44 RT. Mayoritas warganya menekuni profesi pandai besi secara turun-temurun.
“Pandai besi adalah identitas Mekarmaju. Sentra-sentra penempaan besi tersebar di RW 01, 07, 08, dan 11. Produk perkakas pertanian, perkebunan, hingga cinderamata bernilai seni semuanya dibuat secara manual oleh pengrajin lokal,” ujar Usep.
Selain pandai besi, Mekarmaju juga dikenal sebagai sentra kerajinan maranggi atau pembuatan sarung golok di RW 03, 04, 12, dan 14. Tercatat lebih dari 150 jenis golok dan perkakas olahan tangan pengrajin lokal yang menjadi bagian dari pengembangan UMKM desa.
Adapun sektor pertanian dan peternakan berkembang di wilayah RW 05 dan 06, serta pelaku ekonomi kreatif tersebar di beberapa RW lainnya.
Pada perayaan Milangkala kali ini juga digelar pameran hasil kerajinan pandai besi, bazar UMKM, hingga pertunjukan seni budaya lokal.
Camat Pasirjambu Nia Kania memberikan apresiasi atas konsistensi Desa Mekarmaju dalam melestarikan budaya sekaligus mendorong ekonomi masyarakat.
“Mekarmaju adalah contoh desa kreatif, mandiri, dan berdaya saing. Budaya dan ekonomi tumbuh berdampingan. Potensi turun-temurun ini bukan hanya warisan, tetapi modal menuju kemandirian masyarakat,” kata Nia.
Ia menegaskan semangat warga Mekarmaju sejalan dengan visi BEDAS (Bangkit, Edukatif, Dinamis, Agamis, dan Sejahtera) Kabupaten Bandung menuju Indonesia Emas 2045.
“Kalau semua desa bergerak seperti Mekarmaju, saya yakin cita-cita Kabupaten Bandung yang lebih BEDAS bisa terwujud,” tegasnya.
Nia berharap peringatan ini bukan sekadar seremonial, melainkan momentum memperkuat kebersamaan dan gotong royong warga.
“Pembangunan hanya akan berhasil bila masyarakat terlibat aktif. Dengan semangat ‘BEDAS Ngawangun Lembur’, mari bangun desa yang kuat, berkarakter, dan berdaya saing,” tuturnya. (Apih)















