Example floating
Example floating
BeritaHukumKesehatanRagam Daerah

Pasca-Insiden Keracunan, Wakil Ketua DPR RI Perketat Pengawasan Dapur MBG di Garut: 10 SOP Keamanan Pangan Jadi Harga Mati

573
×

Pasca-Insiden Keracunan, Wakil Ketua DPR RI Perketat Pengawasan Dapur MBG di Garut: 10 SOP Keamanan Pangan Jadi Harga Mati

Sebarkan artikel ini
Kunjungan Wakil Ketua DPR RI ke Dapur MBG Al Bayyinah 2, Kantor Kecamatan Kadungora, serta MTs dan MA Maarif Cilageni, Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut, Jum'at (26/9/2025).

SNU//Garut – Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Cucun Ahmad Syamsurijal, melakukan kunjungan kerja mendadak ke Kabupaten Garut untuk memastikan keamanan pangan pada program Makanan Bergizi Gratis (MBG) di wilayah tersebut. 

Kunjungan yang didampingi oleh Bupati Garut, Abdusy Syakur Amin, ini menyasar Dapur MBG Al Bayyinah 2, Kantor Kecamatan Kadungora, serta MTs dan MA Maarif Cilageni, pada Jum’at (26/9/2025).

​Kunjungan ini merupakan respons cepat dan tegas DPR RI menyusul insiden keracunan yang menimpa puluhan siswa di Garut, sebuah kejadian yang menjadi perhatian serius di tingkat nasional. 

Cucun menyoroti pentingnya menjaga kualitas dan keamanan pangan program MBG, terutama mengingat data nasional mencatat sekitar 5.000 kasus keracunan makanan dari Januari hingga September tahun ini.

​Dalam arahannya, Cucun, menegaskan kembali 10 Standar Operasional Prosedur (SOP) keamanan pangan harus diterapkan secara disiplin, ketat, dan tanpa kompromi oleh seluruh pelaksana program. 

Ia menekankan bahwa program mulia seperti MBG tidak boleh ternodai oleh kelalaian atau ketidakdisiplinan dalam proses pengelolaannya.

​”Pengelolaan harus dilakukan mulai dari penerimaan bahan hingga distribusi dengan standar keamanan yang ketat dan tanpa intervensi pihak lain,” ujar Cucun.

Ia menambahkan bahwa insiden di Garut harus menjadi pelajaran berharga. 

“Kalo ini memang kelalaian dan keteledoran, kaji lebih dalam. Kalo ini kelalaian disengaja, silakan lakukan pemeriksaan,” tegasnya, 

Mengindikasikan bahwa akan ada sanksi tegas jika ditemukan unsur kesengajaan atau kelalaian fatal.

​Sebagai tindak lanjut penguatan pengawasan, Cucun mengumumkan rencana perbaikan sistem dan infrastruktur dapur MBG ke depan.

Setiap dapur MBG akan dilengkapi dengan alat tes makanan untuk memastikan kelayakan konsumsi sebelum didistribusikan.

​Ukuran dapur MBG akan diperluas dari 15×20 meter menjadi 20×20 meter. Perluasan ini bertujuan untuk menjamin alur proses yang higienis, mulai dari penyaringan barang, pemisahan gudang basah dan kering, hingga pemisahan proses memasak nasi dan lauk.

​Dalam Pengawasan keamanan pangan juga, akan diperkuat secara kolaboratif dengan melibatkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) serta Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

​Insiden Diduga Akibat Keterlambatan Distribusi

​Sementara itu, menurut Bupati Garut, Abdusy Syakur Amin, menyatakan keterkejutannya, atas insiden yang terjadi. 

Ia meminta seluruh pihak terkait untuk segera merapatkan barisan dan mengapresiasi penanganan cepat yang telah dilakukan. 

“Ini musibah yang kita tidak inginkan, dan saya yakin Bapak/Ibu yang hadir dalam kegiatan ini untuk mencari solusi agar ke depan tidak terjadi lagi,” ujar Syakur, seraya berpesan kepada masyarakat agar tetap tenang.

Begitupula yang disampaikan oleh ​Koordinator Wilayah MBG Kabupaten Garut, Salsa, melaporkan bahwa saat ini telah beroperasi 80 dapur MBG di Garut. 

Ia mengonfirmasi insiden keracunan menimpa 30 siswa SD dan MA di Kecamatan Kadungora, namun seluruh korban kini telah pulih.

​Salsa menduga insiden tersebut terjadi akibat keterlambatan pembagian MBG yang membuat makanan melewati batas waktu aman konsumsi. 
“Dijadwalkan pukul 9, tetapi ada kekurangan nasi jadi kami memasak nasi terlebih dahulu, jadi si ayam yang seharusnya berangkat semula pukul 9 itu jadi ngaret pukul 10/11,” jelasnya, menyoroti pentingnya manajemen waktu yang ketat dalam distribusi makanan siap saji. (Asan)

Example 120x600