Penulis : Ratih Inayah, S.Pd.,M.Pd
Mahasiswa Program Doktor UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES) Semarang, Jawa Tengah dan Dosen Tetap pada Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris IKIP Siliwangi Cimahi, Jawa Barat
Selama bertahun-tahun, Bahasa Inggris sebagai bahasa global di dunia dan sekaligus Bahasa asing di Indonesia, memiliki peranan yang tak terbantahkan, baik dalam ranah akademik maupun profesional.
Dalam menghadapi tantangan abad ke-21, transformasi pendidikan Bahasa Inggris memerlukan integrasi teknologi digital untuk memastikan pembelajaran yang relevan dan berdaya guna. Terkait hal ini, sebagai seorang pendidik yang mengajarkan Bahasa Inggris sebagai Bahasa asing di Indonesia, saya percaya bahwa keberhasilan ini terletak pada kemampuan kita untuk memanfaatkan teknologi secara bijaksana dan membangun motivasi intrinsik siswa agar menjadikan kegiatan belajar menjadi suatu pengalaman yang bermakna atau meaningful learning, dan bukan sekadar kewajiban.
Era digital menghadirkan tantangan baru, termasuk perubahan cara siswa mengakses informasi dan berkomunikasi. Namun, ini juga membuka peluang besar untuk mendekatkan pembelajaran Bahasa Inggris kepada siswa melalui teknologi yang telah menjadi bagian dari kehidupan mereka sehari-hari.
Sebagai seorang pendidik, saya melihat bahwa teknologi bukan hanya berperan sebagai alat bantu, melainkan juga dapat dijadikan sebagai mitra pembelajaran. Dengan platform seperti Google Classroom, Zoom, atau Microsoft Teams, guru dapat menciptakan ruang kelas virtual yang interaktif dan kolaboratif. Sementara itu, penggunaan aplikasi seperti Duolingo, BBC Learning English, dan Kahoot dapat membantu untuk menciptakan pengalaman belajar yang dinamis dan berbasis kompetisi sehat, yang sangat efektif untuk generasi digital.
Namun, keberhasilan implementasi ini bergantung pada dua hal yang tidak kalah penting yaitu kemampuan guru untuk memahami teknologi tersebut dan kemauan siswa untuk menggunakannya secara produktif.
Maka, pelatihan guru untuk mendalami strategi pembelajaran berbasis teknologi harus menjadi prioritas bagi institusi pendidikan saat ini.
Mayoritas siswa Indonesia saat ini sering kali memiliki akses ke teknologi, namun pemanfaatannya untuk belajar masih minim. Oleh karena itu, kita perlu mempromosikan budaya pembelajaran digital yang terfokus pada tujuan. Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan adalah pertama Menyediakan Panduan Belajar yang Terstruktur, Guru harus mampu mengarahkan siswa menggunakan platform pembelajaran dengan tepat.
Misalnya, guru bisa memberikan modul mingguan di Google Classroom atau menggunakan video otentik dari TED Talks untuk melatih kemampuan listening dalam konteks nyata. Kedua Mengintegrasikan Teknologi ke dalam Kurikulum, Teknologi tidak hanya berperan sebagai media tambahan, melainkan bagian integral dari kurikulum. Sebagai contoh, tugas berbasis proyek seperti membuat vlog atau podcast dapat menggantikan tugas tradisional, sehingga siswa lebih termotivasi untuk berpartisipasi.
Ketiga, Mengajarkan Literasi Digital, Penting bagi siswa untuk memahami cara memilih sumber belajar yang valid dan memanfaatkan media digital secara efektif. Ini akan membantu mereka menjadi pembelajar mandiri yang mampu berkembang di luar kelas. Keempat, Motivasi:
Kunci Sukses Pembelajaran, Motivasi siswa dalam belajar Bahasa Inggris sering kali menjadi tantangan utama. Sebagai pendidik, saya pun menyadari bahwa motivasi tidak hanya bersumber dari eksternal seperti nilai atau pujian tetapi juga dari internal seperti kesadaran akan manfaat jangka panjang.
Berberapa pendekatan yang dapat dilakukan diantaranya adalah dengan pertama, mengaitkan belajar dengan kehidupan nyata, siswa akan lebih termotivasi jika mereka memahami bagaimana Bahasa Inggris dapat meningkatkan peluang mereka di masa depan, baik dalam pendidikan lanjut maupun karier. Kedua, dengan memberikan kebebasan memilih, dengan berbagai platform digital yang tersedia, guru dapat memberikan opsi kepada siswa untuk memilih cara belajar yang sesuai dengan preferensi mereka, misalnya memilih aplikasi untuk memperkuat grammar atau keterampilan berbicara Bahasa Inggris. Ketiga dengan membangun komunitas belajar,
belajar dalam kelompok, baik secara daring maupun luring, dapat meningkatkan motivasi melalui dukungan teman sebaya. Grup diskusi di WhatsApp, misalnya, bisa menjadi sarana yang efektif.
Sebagai seorang mahasiswa program Doktor di Universitas Negeri Semarang (UNNES), Jawa Tengah, jurusan Ilmu Pendidikan Bahasa dengan konsentrasi Pendidikan Bahasa Inggris, sekaligus dosen tetap di Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, IKIP Siliwangi, Cimahi, Jawa Barat, saya memandang era digital sebagai kesempatan emas untuk merevolusi cara kita belajar dan mengajar sebagai pendidik sekaligus pembelajar . Namun, kita tidak boleh mengesampingkan esensi dari pendidikan itu sendiri yaitu membangun individu yang kritis, kreatif, dan berintegritas. Teknologi sejatinya adalah bagian dari perkembangan zaman namun di atas semua itu keberhasilan pembelajaran tetap terletak pada hubungan manusiawi antara guru dan siswa, serta semangat untuk terus belajar.
Dengan teknologi yang terus berkembang, tantangan kita adalah memastikan bahwa setiap inovasi membawa dampak positif dan relevan bagi kebutuhan siswa Indonesia. Sebagai pendidik, tanggung jawab kita adalah menjadi fasilitator, mentor, dan inspirator yang membawa siswa menuju masa depan yang lebih cerah melalui penguasaan Bahasa Inggris sebagai Bahasa asing di Indonesia (***)