SNU//Medan – Aktivis dan pegiat hak asasi manusia (HAM) Fredi Marbun menyoroti fenomena yang Ia sebut ironis di tubuh Huria Kristen Batak Protestan (HKBP).
Dalam pernyataannya di Medan, Sumatera Utara, Fredi menilai pimpinan tertinggi HKBP, yakni Ephorus, tampak lebih sibuk mengurusi urusan korporasi seperti PT Toba Pulp Lestari (TPL), ketimbang memperjuangkan hak jemaat yang masih kesulitan beribadah secara layak.
Menurut Fredi, banyak jemaat HKBP di berbagai daerah masih harus berjuang keras, agar bisa beribadah dengan damai dan mendapatkan izin mendirikan rumah ibadah.
Namun, di tengah perjuangan itu, perhatian pimpinan pusat gereja, justru teralihkan pada isu-isu yang tidak berkaitan langsung dengan pelayanan umat.
“Ini sangat memprihatinkan, Jemaat HKBP sedang menghadapi tantangan berat untuk memperoleh izin mendirikan gereja, tapi para pemimpinnya justru sibuk berbicara tentang PT TPL,” tegas Fredi dalam pernyataannya kepada media. Minggu (12/10/2025).
Ia menegaskan bahwa seorang pemimpin rohani seharusnya fokus memperjuangkan hak umatnya untuk beribadah tanpa hambatan, bukan terlibat dalam urusan bisnis dan politik yang sarat dengan kepentingan.
Pemimpin Gereja Diminta Kembali ke Roh Pelayanan
Fredi juga mengharapkan kepada Ephorus, sebagai Pemimpin Gereja HKBP agar kembali kepada pelayanan Roh para Jemaatnya
“Ephorus HKBP seharusnya menjadi suara kenabian bagi jemaat, bukan bagian dari permainan bisnis atau politik,” ujar Fredi.
Menurutnya, umat sedang menant (Rizky)