SNU//Tasikmalaya — Industri perbankan nasional mencatatkan kinerja positif sepanjang triwulan III tahun 2025. Kondisi ini menunjukkan perbankan Indonesia terus memperkuat perannya sebagai penopang utama pertumbuhan ekonomi nasional.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) tercatat tinggi di level 25,6 persen, jauh di atas ketentuan minimum.
Sementara itu, rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) bruto tetap terkendali di bawah 3 persen, mencerminkan kemampuan perbankan dalam menjaga kualitas aset dan manajemen risiko yang baik.
Fungsi intermediasi juga terus meningkat. OJK mencatat pertumbuhan kredit mencapai 9,4 persen (year on year), dengan penyaluran terbesar mengalir ke sektor-sektor produktif seperti manufaktur, konstruksi, dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
“OJK akan terus mendorong perbankan untuk menyalurkan pembiayaan yang berkualitas dan berorientasi pada sektor prioritas nasional,” ujar Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, dalam konferensi pers bersama media, Minggu (9/11/2025).
Selain memperkuat pembiayaan produktif, digitalisasi perbankan juga menjadi faktor penting dalam memperluas akses layanan keuangan masyarakat.
“Peningkatan penggunaan layanan digital banking menunjukkan sistem keuangan nasional semakin adaptif terhadap perubahan teknologi dan perilaku konsumen,” tambah Mahendra.
Dengan fundamental yang kuat dan transformasi digital yang berkelanjutan, sektor perbankan diharapkan mampu menjaga momentum pertumbuhan ekonomi nasional di tengah tantangan global yang dinamis. (Krist)















