SNU|Kota Tasikmalaya – Komisi Pemilihan Umum(KPU) Kota Tasikmalaya menggelar Rapat Pleno Rekapitulasi di salah satu hotel di Kota Tasikmalaya diwarnai aksi demo oleh Ratusan warga Kota Tasikmalaya.
Aksi demo melakukan aksi bakar puluhan ban bekas di Jalan KHZ Mustofa tepatnya depan hotel tempat KPU Kota menggelar rapat pleno rekapitulasi penghitungan suara Gubernur-Wagub Jabar dan Walikota serta Wakil Walikota Tasikmalaya, pada Pilkada 2024, Senin(2/12/2024).

Pantauan dilapangan, Ratusan warga Kota Tasikmalaya mendatangi hotel sekitar pukul 11.15 WIB disaat hujan deras dan massa membentangkan sejumlah spanduk yang berisi penolakan terhadap praktek dugaan pelanggaran Pilkada yang dilakukan oleh oligarki yang tidak bertanggungjawab.
Kepulan asap pekat hitam membuat Ratusan Personil yang sedang melakukan pengamanan pun ditarik mundur untuk menyelamatkan diri, Karena kepulan asap pekat hitam itu menyembur ke petugas yang sedang mengamankan lokasi.
Namun petugas keamanan tetap menjaga situasi agar pelaksanaan rapat pleno rekapitulasi tetap berjalan dengan aman dan lancar.
Satu persatu orator aksi demo menyampaikan orasinya saat hujan deras dan mereka menyuarakan protes dan melawan sejumlah dugaan pelanggaran Politik uang pada pilkada Kota Tasikmalaya.
Bahkan Pilkada tahun 2024 ini, banyak pelanggaran yang di lakukan Paslon nomor 4 dengan membagi-bagi uang Rp 100 hingga Rp 150ribu menggunakan transaksi online maupun offline untuk memudahkan transaksi menjadi salah satu alasan utama dengan memilih menggunakan e-wallet seperti OVO, Dana dan GO-PAY.
“Kami menolak hasil pilkada kemarin, Karena banyak indikasi kecurangan dan intimidasi salah satu Paslon itu tidak diproses, meskipun laporan sudah dilayangkan ke Bawaslu,” ucap koordinator aksi Dadi Abidarda
Menurut dia, Bawaslu lamban bahkan seolah tidak becus melaksanakan tugasnya sebagai pengawas. Sehingga oknum oligarki dibiarkan bebas begitu saja hingga menghasut warga uang.
“Yah pilkada Kota Tasikmalaya tahun 2024, cacat hukum. Karena terindikasi adanya pelanggaran politik uang yang begitu terstruktur dan masif,” katanya,” (***)