Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Ragam Daerah

Refleksi Ramadhan 1446 H/2025 M, Nuzulul Qur’an dan Tafarruqon di Pondok Pesantren Mamba’ul Faizin (Fauzan 6 )

279
×

Refleksi Ramadhan 1446 H/2025 M, Nuzulul Qur’an dan Tafarruqon di Pondok Pesantren Mamba’ul Faizin (Fauzan 6 )

Sebarkan artikel ini
Menjalin ukhuwah Islamiah, dan mendalami makna Nuzulul Qur’an, acara di Pondok Pesantren Mamba'ul Faizin menjadi penutup yang penuh berkah untuk Pesantren Kilat Ramadhan."
Example 468x60

SNU|Kabupaten Garut = Acara Nuzulul Qur’an dan Tafarruqon yang diselenggarakan oleh Pondok Pesantren Mamba’ul Faizin (Fauzan VI) bertepatan dengan 19 Ramadhan 1446 H, di Aula Pondok Pesantren di Kampung Cipelah, Desa Tambakbaya, Kecamatan Cisurupan, berlangsung penuh khidmat dan penuh makna. pada malam Rabu (19/3/2025),

Acara dihadiri oleh para santri, orang tua santri, dan alumni, acara ini menjadi momen istimewa untuk menghormati turunnya Al-Qur’an, serta sebagai penutupan Pesantren Kilat yang telah berlangsung sepanjang bulan Ramadhan.

Example 300x600

Selepas salat Taraweh pada pukul 20:00 WIB, acara ini dipimpin oleh KH. Aceng Dudum Husen Abdusalam, Pimpinan Pondok Pesantren Mamba’ul Faizin.

Kehadiran para peserta dalam acara ini menciptakan suasana yang penuh kebersamaan dan mempererat silaturahmi antara santri, orang tua, dan alumni. Acara ini menjadi refleksi mendalam tentang makna turunnya Al-Qur’an dan pentingnya ibadah selama bulan Ramadhan.

Acara Nuzulul Qur’an dan Tafarruqon di Pondok Pesantren Mamba’ul Faizin, 19 Maret 2025, penuh khidmat dan makna. Bersama santri, orang tua, dan alumni, kita merenungkan turunnya Al-Qur’an dan mempererat silaturahmi di bulan Ramadhan.

Acara dimulai dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an dan sholawat, diikuti dengan ceramah oleh KH. Aceng Abdul Mujib. Dalam ceramahnya, Aceng, menjelaskan makna dan keutamaan bulan Ramadhan,

“Mengibaratkan bulan Rajab sebagai bulan menanam, Syaban sebagai bulan merawat, dan Ramadhan sebagai bulan pembakaran dosa,”  ucap Aceng.

Lebih jauh Aceng juga menjelaskan bahwa Ramadhan berasal dari kata “romado” yang berarti membakar, 

“Yang menunjukkan bahwa dosa-dosa akan terbakar dan hilang dengan datangnya bulan suci ini,”ujarnya 

Ditambah oleh Aceng, mengingatkan umat tentang keutamaan malam Lailatul Qadar, merupakan sebuah malam yang penuh berkah,

“Dimana amal ibadah yang dilakukan pada malam itu pahalanya setara dengan seribu bulan,” imbuh Aceng.

Disamping itu, Aceng juga mengingatkan, bahwa ada empat golongan yang tidak akan memperoleh pahala dari malam Lailatul Qadar, 

“Meskipun mereka beribadah di malam yang penuh berkah itu. Golongan tersebut adalah orang yang suka minum arak, yang menyakiti hati orang tua, yang memutuskan tali persaudaraan, dan yang bertengkar lebih dari tiga hari tanpa berdamai,” ungkap Aceng.

KH. Aceng Abdul Mujib dalam ceramahnya menjelaskan keutamaan bulan Ramadhan sebagai waktu pembakaran dosa, serta mengingatkan umat akan malam Lailatul Qadar yang pahalanya setara dengan seribu bulan.

Acara ini mengakhiri rangkaian kegiatan Pesantren Kilat pendidikan selama bulan Ramadhan, sekaligus mengingatkan kita untuk selalu memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas ibadah, khususnya pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan yang memiliki keutamaan luar biasa.
,”Semoga acara ini memberi keberkahan dan menjadi pengingat bagi setiap yang hadir untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah dan memanfaatkan bulan Ramadhan dengan ibadah dan perbaikan diri.”pungka Dia. (Asan)

Example 120x600