SNU//Ciamis – Sebanyak 953 mahasiswa Universitas Galuh Ciamis secara resmi dilepas oleh Bupati Ciamis, Herdiat Sunarya, untuk mengikuti program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Konservasi dan Budaya periode II Tahun Akademik 2024/2025. berlangsung di halaman Pendopo Bupati Ciamis, Selasa (29/07/2025).
Bupati Herdiat mengucapkan terima kasih kepada Universitas Galuh atas kepercayaannya memilih desa-desa di Kabupaten Ciamis sebagai lokasi pelaksanaan KKN.

Ia menyampaikan kebanggaannya atas kontribusi mahasiswa dalam pembangunan masyarakat di daerah.
“Alhamdulillah, sebanyak 953 mahasiswa tersebar di empat kecamatan di Kabupaten Ciamis. Ini menjadi bentuk kepercayaan kepada pemerintah desa dan kecamatan untuk menjadi lokus pelaksanaan KKN,” ujarnya.
Bupati menekankan bahwa KKN merupakan salah satu bentuk pembelajaran di tahap akhir perkuliahan. Ia berharap seluruh kegiatan KKN berjalan lancar dan sesuai dengan rencana yang telah disusun.
“Saya berpesan kepada para peserta untuk menjalankan KKN dengan sebaik-baiknya. Jaga nama baik pribadi, institusi, dan marwah kampus selama kegiatan berlangsung. Semoga ilmu yang diperoleh di bangku kuliah dapat benar-benar diterapkan di tengah masyarakat,” pesannya.
Sementara itu, Rektor Universitas Galuh Ciamis, Prof. Dr. Dadi, M.Si., dalam laporannya menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan gelombang kedua program KKN Universitas Galuh tahun ini. Total peserta mencapai 953 mahasiswa yang berasal dari berbagai fakultas.
Para mahasiswa akan menjalankan KKN selama satu bulan, dari 29 Juli hingga 29 Agustus 2025, di empat kecamatan, yaitu Cipaku, Kawali, Lumbung, dan Panjalu. Sebanyak 40 desa menjadi lokasi pengabdian masyarakat mahasiswa Universitas Galuh.
Prof. Dadi menegaskan bahwa tema KKN kali ini mengangkat isu penting yaitu konservasi dan pelestarian budaya lokal. Ia berharap keberadaan para mahasiswa dapat memberikan dampak nyata di tengah masyarakat, khususnya dalam menjaga nilai-nilai budaya dan lingkungan yang mulai tergerus zaman.
“Meskipun waktunya terbatas, kami berharap para mahasiswa bisa benar-benar memberikan manfaat selama berada di desa. Ini bukan hanya tentang pengabdian, tetapi juga tentang proses belajar langsung dari masyarakat,” pungkasnya. (Krist)