Ragam DaerahTeknologi

STAI Siliwangi Garut Sukses Laksanakan KKNM Tematik Ketahanan Pangan

218
STAI Siliwangi Garut sukses melaksanakan KKNM Tematik Ketahanan Pangan di 11 desa, dengan melibatkan 142 mahasiswa untuk mendukung optimalisasi program ketahanan pangan melalui pendekatan holistik.

SNU|Kabupaten Garut – Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Siliwangi Garut sukses melaksanakan Kuliah Kerja Nyata Mahasiswa (KKNM) Tematik Ketahanan Pangan dengan tema Pendekatan Holistik Keagamaan, Pendidikan, Sosial, dan Ekonomi, untuk Optimalisasi Program Ketahanan Pangan.

Program ini melibatkan 142 mahasiswa yang ditugaskan di 11 desa di lima kecamatan, yaitu Cibiuk, Blubur Limbangan, Selaawi, Malangbong, dan Caringin. KKNM dilaksanakan mulai tanggal 20 Januari hingga 20 Februari 2025.

Hasil dan temuan dari kegiatan KKNM di lapangan dipaparkan dalam acara ekspos KKNM yang dipimpin oleh Ketua STAI Siliwangi Garut, dengan tujuan untuk menggali lebih dalam dan membagikan informasi yang bermanfaat bagi para pemangku kepentingan. 

Pemaparan oleh Ketua STAI Siliwangi Garut, Hj. Illa Susanti, M.Pd., menunjukkan komitmen mahasiswa dalam melakukan kegiatan yang berdampak positif bagi masyarakat

Acara ekspos ini dibuka oleh Koordinator KKNM STAI Siliwangi Garut, Asep Muharram, yang menyampaikan apresiasi atas dedikasi mahasiswa dalam menjalankan program di desa-desa sasaran. 

“Saya menekankan bahwa KKNM ini bukan hanya sekadar program akademik, tetapi juga kontribusi nyata mahasiswa dalam pembangunan masyarakat, khususnya dalam sektor ketahanan pangan,” ucap Asep. Minggu (2/3/2025).

Dengan pendekatan holistik yang menggabungkan aspek pendidikan, sosial, ekonomi, dan keagamaan, 

“Diharapkan mahasiswa dapat memberikan solusi nyata bagi berbagai tantangan yang dihadapi masyarakat, terutama dalam bidang pertanian dan pangan,” cetus Asep.

Selanjutnya dalam pemaparan, Ketua STAI Siliwangi Garut, Hj. Illa Susanti, menjelaskan bahwa mahasiswa telah menjalankan berbagai program yang berdampak langsung pada masyarakat. 

“Program-program tersebut mencakup edukasi ketahanan pangan di sekolah-sekolah, pemetaan kelompok tani, serta pengembangan lahan percontohan (demplot) untuk memperkenalkan teknik pertanian yang lebih efektif dan ramah lingkungan,” jelas Illa.

Selain itu, mahasiswa juga memberikan pelatihan pembuatan pupuk organik untuk mengurangi ketergantungan petani pada pupuk kimia, serta melakukan pendampingan dalam diversifikasi pangan agar masyarakat dapat memanfaatkan lebih banyak potensi pangan lokal.

Tidak hanya pada aspek teknis pertanian, saja, lanjut Illa, mahasiswa juga mengadakan kajian ketahanan pangan dalam perspektif Islam, dengan menekankan pentingnya prinsip halal dan thayyib dalam konsumsi serta produksi pangan. 

“Kajian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa ketahanan pangan tidak hanya terkait dengan kecukupan jumlah, tetapi juga dengan keberkahan dan keberlanjutan sumber daya yang digunakan,” imbuh Dia.

Selain itu, mahasiswa juga mendampingi masyarakat dalam mengembangkan usaha berbasis pertanian, mulai dari pengolahan hasil panen hingga strategi pemasaran yang lebih efektif.

Ekspos hasil KKNM ini mendapat apresiasi dari berbagai pihak dari Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat,    Moch Ramdani, menilai bahwa keterlibatan mahasiswa dalam program ketahanan pangan sangat positif dan perlu didukung. 

Ramdani menegaskan bahwa sinergi antara akademisi, pemerintah, dan masyarakat adalah kunci untuk membangun ketahanan pangan yang berkelanjutan. 

Hal serupa juga disampaikan oleh beberapa kepala desa dari wilayah sasaran KKNM, yang mengungkapkan bahwa program ini telah memberikan manfaat nyata bagi masyarakat, baik dalam peningkatan pengetahuan maupun dalam praktik pertanian yang lebih efektif. 

Mereka juga berharap keberhasilan KKNM tahun ini menjadi contoh agar program serupa dapat dijalankan secara kolaboratif dengan perguruan tinggi lain di masa depan. Dengan kerja sama yang lebih luas, diharapkan manfaat program ini dapat menjangkau lebih banyak masyarakat dan semakin memperkuat ketahanan pangan di berbagai daerah.

Sedangkan dari Perwakilan Kementrian Agama Kabupaten Garut, Enang Supriadi, menambahkan bahwa pendekatan keagamaan dalam ketahanan pangan dapat memberikan nilai tambah dalam menciptakan pola pikir masyarakat yang lebih bijak dalam mengelola sumber daya alam. 

“Islam mengajarkan keseimbangan dan keberlanjutan dalam pemanfaatan alam. Ini harus menjadi dasar dalam membangun ketahanan pangan yang berorientasi pada kemaslahatan umat,” ujar Enang.

Sementara dari pihak Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Garut, Erna Tenaesah, menilai bahwa program yang dijalankan mahasiswa memberikan kontribusi besar dalam meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya ketahanan pangan, terutama dalam menghadapi tantangan ketidakstabilan pangan di masa depan. 

“Pentingnya diversifikasi pangan agar masyarakat tidak hanya bergantung pada satu jenis komoditas saja,”kata Erna.

Senada dengan itu, dari Dinas Pertanian Kabupaten Garut, Asep Muzni, menyampaikan bahwa mahasiswa telah membantu memperkenalkan metode pertanian yang lebih inovatif kepada petani, 

“Termasuk penggunaan pupuk organik dan teknik pertanian berkelanjutan. Saya berharap program semacam ini dapat terus berlanjut dan dikembangkan lebih luas agar manfaatnya semakin dirasakan oleh masyarakat petani,” ucap Asep.

Begitu pula dari pihak Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Garut, Abdurrahman, menyoroti pentingnya penguatan kelembagaan petani dalam mendukung ketahanan pangan. 

“142 mahasiswa berkolaborasi di 11 desa dari 5 kecamatan untuk memberdayakan masyarakat dan mendukung pembangunan lokal.”

“Mahasiswa telah berperan dalam memberikan pemahaman kepada petani mengenai pentingnya manajemen kelompok tani yang lebih baik serta strategi pemasaran hasil pertanian yang lebih menguntungkan,” jelas Abdurahman.

Di akhir acara, Ketua STAI Siliwangi Garut menegaskan bahwa program KKNM ini diharapkan tidak hanya berhenti sebagai kegiatan akademik tahunan, tetapi dapat terus berkembang melalui kolaborasi yang lebih luas dengan berbagai pihak. 

Dengan adanya ekspos ini, diharapkan akan semakin banyak inisiatif yang lahir untuk mendukung ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat, terutama di daerah pedesaan.
Ekspos hasil KKNM Tematik Ketahanan Pangan STAI Siliwangi Garut ini menjadi bukti bahwa pendekatan berbasis keagamaan, pendidikan, sosial, dan ekonomi dapat menjadi solusi efektif dalam meningkatkan kesejahteraan petani serta menciptakan ketahanan pangan yang lebih berkelanjutan di masa depan. (Asan)

Exit mobile version