Pemerintah Dorong Sinergi Pentahelix Menuju Kota Layak Anak
SNU//Cimahi – Pemerintah Kota Cimahi melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) terus memperkuat komitmennya dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang aman dan bebas dari kekerasan.
Langkah tersebut diwujudkan melalui kegiatan Sosialisasi dan Pendampingan Sekolah Ramah Anak tingkat Kota Cimahi yang digelar di Aula Gedung A Pemkot Cimahi, Kamis (9/10/2025).
Kegiatan ini diikuti oleh unsur kepala sekolah, perwakilan Dinas Pendidikan, organisasi masyarakat, dan sejumlah instansi terkait.
Ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak DP3AP2KB Kota Cimahi, Neneng Mastoah, menjelaskan bahwa program Sekolah Ramah Anak merupakan salah satu pilar penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang positif bagi peserta didik.
“Tujuannya agar sekolah menjadi tempat yang aman, nyaman, sehat, dan mampu menumbuhkembangkan kreativitas anak serta meminimalisir terjadinya kekerasan di lingkungan pendidikan,” ungkap Neneng.
Menurutnya, Sekolah Ramah Anak juga berperan penting dalam menekan dampak negatif teknologi digital, terutama penggunaan gadget berlebihan di kalangan pelajar.
“Sampai saat ini pengaruh negatif gadget terhadap anak masih besar. Melalui sekolah ramah anak, kita ingin menciptakan lingkungan yang tidak hanya sehat secara fisik, tetapi juga mental,” tambahnya.
Sebagai strategi, Pemkot Cimahi mengedepankan kolaborasi pentahelix, yaitu sinergi antara pemerintah, akademisi, dunia usaha, media, dan masyarakat.
Kerja sama lintas sektor juga dilakukan dengan Dinas Kesehatan, Satpol PP, dan Dinas Pendidikan untuk memastikan sekolah memenuhi kriteria ramah anak, seperti kantin sehat, ruang bermain aman, toilet terpisah, dan akses lalu lintas yang nyaman.
“Pengawasan tidak bisa dibebankan pada satu pihak saja. Semua elemen – guru, orang tua, komite sekolah, dan masyarakat — wajib berperan aktif melakukan kontrol sosial terhadap pelaksanaan Sekolah Ramah Anak,” tegas Neneng.
Tekan Angka Meski berbagai upaya telah dilakukan, tantangan masih ada. Data DP3AP2KB menunjukkan bahwa pada tahun 2024 tercatat 52 kasus kekerasan anak, dan hingga Agustus 2025 telah terjadi sekitar 40 kasus.
“Angka ini harus terus kita tekan. Harapan kami, ke depan Cimahi bisa mencapai zero kekerasan terhadap anak,” ujar Neneng.
Pemerintah Kota Cimahi berharap standarisasi Sekolah Ramah Anak segera terwujud di seluruh satuan pendidikan, sehingga mendukung terwujudnya Kota Layak Anak yang berkarakter, berbudaya, dan aman bagi seluruh anak di Cimahi.
(Bagdja)