SNU//Kota Cimahi – Tokoh panutan masyarakat Ciputri Kelurahan Cigugur Tengah, pemilik Pondok Pesantren Salafiyah Attaqwa, KH. Irfan Qusyaeri, telah tutup usia dalam usia 67 Tahun. Meninggal pada tanggal Selasa 23 September 2025.
Hadir dalam pemakaman tersebut, Walikota Cimahi, Ngatiyana, Wakil Walikota Cimahi Adithia Yudistira, Ketua DPC Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Kota Cimahi Agus Solihin, dan pejabat teras lainnya.
Masyarakat Ciputri RT 9/RW 5 Kelurahan Cigugur Tengah Cimindi Cimahi, berduka kehilangan tokoh agama yang mampu mengayomi masyarakat dan para santri dan santriwatinya penuh ke Bapaan.
Jenazah sebelum disolatkan dan dimakamkan di tanah pribadinya dikomplek Mesjid dan Pesantren, telah dilaksanakan, dan sebagai tonggak Estafet Mahkota penerus sebagai pimpinan Ponpes, maka dipercayakan kepada Putra kandungnya yang bernama Ust. Rijalluloh Asyaukani dan Gifari Habibi, Putra ke 4 dan ke 5 dari 6 bersaudara.
Hal itu diterangkan oleh Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Pesantren Salafiyah Attaqwa, Ustad Uhudin Karim.
“Estafet penyerahan Pontren dan ijab qobul tersebut atau penyerahan secara simbolik dipimpin oleh KH. Sodik Nawawi sebagai pemimpin di Ponpes Miftahul Huda,” ungkap Ustad Uhud. Kamis (25/9/2025).

Dijelaskan pula oleh Ustad Uhud, terkait perjuangan Almarhum dalam mendirikan Ponpes didaerah Ciputri tersebut berdiri di tahun 1984.
“Pondok pesantren Salafiyah Attaqwa berdiri dan di resmikan saat itu pada thn.1984 oleh Bupati Bandung Bapak Sani Lupias saat itu belum ada Kota Cimahi baru dan Cimahi masih bergabung ke Kabupaten Bandung yang disebut Kotip Cimahi,” jelas Ustad Uhud.
Lebih lanjut menurut Ustad Uhud, dalam auto biografi KH Irfan Qusyaeri datang kedaerah Ciputri,
“Bahwa kehadiran Almukarom Ajengan KH Irfan Qusyaeri yang akrab dipanggil Aa ini, karena menikah dengan ibu Lilis K. putranya H. Sodikin & Hj. Siti Aisah, putrinya yang dinikahi oleh Ajengan Anom, bernama Undang Kusyaeri (KH Irfan Qusyaeri) pada Tahub 1983,” beber Ustad Uhud .
Selanjutnya oleh keluarga besar Hj.Aisah, dilokasi tersebut dibangunkan Kobong (Pesantren 2 buah, dan 2 lantai, awalnya beralas papan dan bukan cor tembok, lalu disampingnya dibangun Mesjid Salafiyah Attaqwa di sebelah selatan.
“Seiring dengan merasa bahagianya para tokoh masyarakat dan sesepuh Agama, Ajengan, Syafei, Ir. Sudiro, H. Ahmad Zean, Ust. Abdul Fatah, H. Eneb Koswara dan dukungan para Ust. Junior dan para dermawan lainnya, maka Ponpes Salafiyah Attaqwa, maju pesat saat itu,” papar Ust Uhud.
Makin lama Pontren Salafiyah Attaqwa makin berkembang dan makin maju, hingga kembali dapat membangun untuk pondok Putri,
“Yang dibangun disebelah Timur, yang berdampingan dengan rumah ajengan dan dibangun pula pondok Putra disebelah Baratnya,” jelasnya.
Lalu dari status Ponpes Salafiyah Attaqwa, bersetatus Yayasan, dengan Akta Notaris yang terdaftar di Kota Cimahi dan Kementerian Agama Cimahi (Kamenag).
“Seiring berjalannya kegiatan belajar mengajar ala pesantren Salafiyah Attaqwa, makin berkembang dan pesat setiap harinya, maka Ponpes membuat lembaga, KBIUH untuk Melayani Umroh dan Haji, setelah dua tahun berjalan jemaah haji yang ikut manasikpun banyak pengikutnya karena kepercayaan jamaah dalam pelayanan yang cukup baik,” cetus Ustad Uhud bangga.
Untuk para jemaah yang ikut Umroh dan Haji dalam Lembaga KBIUH dibimbing langsung oleh ulama ajengan Undang Qusyaeri yang ganti namanya jadi KH. Irfan Qusyaeri dan nama tersebut terbawa sampai meninggal dunia pada usia 67 tahun.
Kini masyarakat Cimahi merasa kehilangan sosok KH Irfan Qusyaeri, yang ramah, sosial tinggi, dan mengayomi masyarakatnya penuh kasih sayang,
“*إِنَّا لِلَّــــهِ وَإِنَّا إِلَــــيْهِ رَاجِــــــعُوْنَ* “
*اَللَّهُمَّ اغْفِرْلَه وَارْحَمْه وَعَافِه وَاعْفُ عَنْه وَأَكْرِمْ نُزُلَه وَوَسِّعْ مَدْخَلَه وَاغْسِلْه بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ وَنَقِّه مِنَ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ اْلأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَس وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِه وَأَهْلاً خَيْرًا مِنْ أَهْلِه وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ وَأَدْخِلْه الْجَنَّةَ وَأَعِذْه مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَفِتْنَتِهِ وَمِنْ عَذَابِ النَّارِ.* * 😭😭😭,” tutup Ustad Uhud mewakili warga Ciputri Cigugur Kota Cimahi. (Bagdja)