Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
KesehatanRagam Daerah

Untuk Penanganan Stunting, Pemkab Garut Terima Kunjungan 37 Peserta Pelatihan JFP Kemenkes

80
×

Untuk Penanganan Stunting, Pemkab Garut Terima Kunjungan 37 Peserta Pelatihan JFP Kemenkes

Sebarkan artikel ini
Pelaksanaan kunjungan lapangan peserta pelatihan JFP tingkat Pertama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia, yang dilaksanakan di Aula Bappeda Kabupaten Garut, Jalan Patriot, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Selasa (6/8/2024). (Foto : M. Azi Zulhakim/Diskominfo Kab. Garut).
Example 468x60

Garut|SNU – Untuk penanganan masalah stunting, Pemerintahan Kabupaten Garut menjadi lokasi kunjungan lapangan 37 peserta pelatihan Jabatan Fungsional Perencana (JFP) Tingkat Pertama, yang diadakan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, yang bekerja sama dengan Badan Perencana Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Universitas Padjadjaran (Unpad). 

Kegiatan ini berlangsung di Aula Badan Perencana Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Garut, Jalan Patriot, Kecamatan Tarogong Kidul, Selasa (6/8/2024).

Example 300x600
kunjungan lapangan ini para JFP Kemenkes akan memotret Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut, khususnya terkait upaya pemerintah daerah dalam mengatasi stunting.

Kepala Pusat Pengembangan Kompetensi ASN (P2KASN) Kemenkes RI, Dwi Meilani, menyatakan , bahwa pihaknya sangat mengapresiasi Pemkab Garut yang menerima kunjungan ini dengan hangat. 

Dwi juga selanjutnya menjelaskan, peserta pelatihan adalah JFP yang sedang menjalani pelatihan untuk menjadi perencana pertama, dengan bantuan dari Bappenas dan Unpad.

Pihaknya memilih Kabupaten Garut, karena banyak praktik baik dalam penanganan stunting yang sudah dilaksanakan di Kabupaten Garut. 

Kepala Pusat Pengembangan Kompetensi ASN (P2KASN) Kemenkes RI, Dwi Meilani, menyatakan , bahwa pihaknya sangat mengapresiasi Pemkab Garut yang menerima kunjungan ini dengan hangat.

“Maksud dan tujuannya yang pertama untuk meningkatkan kompetensi teman-teman dulu nih para perencana karena ini adalah bentuknya pelatihan,” terang Dwi.

Selain itu, lanjut Dwihadi kembali, kegiatan ini memberikan juga kepada peserta, sudut pandang yang berbeda bagaimana mengatasi sebuah permasalahan, sehingga dengan kegiatan ini dapat membangun jejaring antara pusat dan daerah untuk bersinergi dalam penanganan stunting di masa depan.

Begitupula yang disampaikan oleh Ketua Program (Prodi) Magister Ekonomi Terapan (MET) Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) Unpad, Bayu Kharisma, juga menyampaikan harapannya agar para mahasiswa dapat merasakan langsung proses perencanaan di daerah dan mengimplementasikan teori yang didapatkan dalam kelas.

Ketua Program (Prodi) Magister Ekonomi Terapan (MET) Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) Unpad, Bayu Kharisma

“Mereka tidak hanya menerima konsep perencanaan di kelas, tetapi juga menerapkannya untuk mengatasi masalah seperti stunting, pengangguran, inflasi, dan kemiskinan ekstrem di Kabupaten Garut,” tandas Bayu.

Hal senada juga disampaikan oleh, Kepala Bappeda Kabupaten Garut, Didit Fajar Putradi, bahwa pihaknya menyambut baik kegiatan ini dan akan memanfaatkannya untuk memperkaya alternatif kebijakan publik, dalam upaya menurunkan angka stunting di Kabupaten Garut, karena menurutnya melalui kunjungan lapangan ini para JFP Kemenkes akan memotret Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut, khususnya terkait upaya pemerintah daerah dalam mengatasi stunting.

“Potret ini nanti hasilnya akan dirumuskan dan didiskusikan. Kemudian, akan menjadi rekomendasi yang bermanfaat untuk Pemerintah Daerah Kabupaten Garut guna menurunkan angka stunting secara optimal,” ujar Didit.

Kepala Bappeda Kabupaten Garut, Didit Fajar Putradi, bahwa pihaknya menyambut baik kegiatan ini dan akan memanfaatkannya untuk memperkaya alternatif kebijakan publik

Didit berharap kegiatan ini menjadi bagian integral dari upaya pemerintah daerah dalam menekan angka stunting. Menurutnya, bantuan potret dari para peserta pelatihan akan memperkaya strategi intervensi stunting yang telah dilakukan.

Example 120x600