SNU//Cimahi – Wakil Wali Kota Cimahi, Adhitia Yudisthira, bersama jajaran Pemerintah Kota (Pemkot) Cimahi, segera turun tangan meninjau langsung sejumlah lokasi yang terdampak bencana akibat hujan deras yang mengguyur Kota Cimahi pada beberapa waktu yang lalu.
Peninjauan ini dilakukan sebagai wujud kepedulian mendalam sekaligus memastikan kondisi riil masyarakat yang menjadi korban.
Dampak di Sejumlah Wilayah
Kunjungan Adhitia, yang turut didampingi Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPKP) Endang, menyasar beberapa titik bencana dengan dampak signifikan. Di RW 3 Kelurahan Citeureup, Kecamatan Cimahi Utara, ditemukan atap rumah warga yang ambruk.
Sementara itu, di RW 28 Cipageran, dilaporkan sebanyak 18 rumah terendam banjir. Genangan air serupa juga terlihat di sejumlah ruas jalan di wilayah Baros.
“Kami meninjau RW 28 Cipageran yang kemarin terendam banjir saat curah hujan sangat tinggi, serta menengok rumah warga Citeureup yang atapnya rubuh,” ujar Adithia.
Akui PR Besar Penanganan Infrastruktur
Menanggapi keluhan masyarakat mengenai Cimahi yang dikepung banjir, Adhitia mengakui bahwa curah hujan yang tinggi ditambah masalah infrastruktur menjadi PR (Pekerjaan Rumah) besar yang harus segera diselesaikan oleh Pemkot Cimahi.
Secara spesifik, penyebab banjir di wilayah RW 28 Cipageran diidentifikasi terutama karena sedimentasi.
“Penyebabnya terutama sedimentasi, ada saluran lama yang materialnya tertutup,” jelasnya.
Untuk mencari solusi komprehensif, Pemkot Cimahi juga berencana bersinergi dengan Pemerintah Kabupaten Bandung Barat (KBB), mengingat Cipageran merupakan daerah yang berbatasan langsung dengan KBB.
Salah satu solusi jangka panjang yang sedang dipertimbangkan adalah pembangunan kolam retensi di Cipageran untuk menampung dan mengendalikan aliran air.
Imbau Peningkatan Kewaspadaan
Mengingat wilayah Cimahi memiliki potensi rawan bencana hidrometeorologi, Wakil Wali Kota Adhitia Yudisthira meminta seluruh pihak untuk meningkatkan kewaspadaan secara maksimal.
“Mudah-mudahan tidak terjadi lagi bencana yang disebabkan oleh hidrometeorologi. Apalagi menjelang akhir tahun, intensitas hujan diprediksi semakin tinggi sehingga kita harus waspada,” tutupnya, menekankan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat dan perangkat daerah. (Bagdja)