Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
PendidikanRagam Daerah

Wali Kota Cimahi Ngatiyana, Keren!!! Bela Guru: “Teguran Disiplin Bukan Kekerasan”

5745
×

Wali Kota Cimahi Ngatiyana, Keren!!! Bela Guru: “Teguran Disiplin Bukan Kekerasan”

Sebarkan artikel ini
Wali Kota Cimahi Ngatiyana (tengah)saat menghadiri kegiatan di Alun-alun Cimahi, Jumat (17/10/2025). (Dok. Prokopim Setda Cimahi)

Ngatiyana Minta Orang Tua Dukung Peran Guru dalam Mendidik Karakter Anak

SNU//Cimahi – Kontroversi mengenai batas antara disiplin dan kekerasan dalam dunia pendidikan kembali mencuat, memicu tanggapan dari Wali Kota Cimahi, Ngatiyana

Example 300x600

Menyikapi peristiwa viral kepala sekolah yang menampar murid karena merokok di Banten, Ngatiyana menyatakan pembelaan terhadap peran guru dalam menjaga kedisiplinan peserta didik.

Menurut Ngatiyana, guru memiliki tanggung jawab moral besar dalam membentuk karakter siswa. 

Ia menilai kini banyak orang tua yang terlalu cepat membela anak tanpa memahami konteks kejadian secara menyeluruh, seolah melupakan posisi guru sebagai pendidik karakter.

“Sekarang ini mental-mental anak sudah berubah. Dulu orang tua serahkan sepenuhnya ke sekolah, sekarang sedikit-sedikit dilaporkan. Padahal, guru itu mendidik, bukan menyakiti,” tegas Ngatiyana di Alun-alun Cimahi, Jumat (17/10/2025).

Ia mengakui bahwa tindakan seperti merokok di lingkungan sekolah tidak dapat dibenarkan. Namun demikian, Ngatiyana meminta masyarakat, terutama para orang tua, melihat niat baik guru dalam menegur siswanya. Menurutnya, peneguran keras dalam batas wajar dan tanpa kekerasan fisik yang berlebihan merupakan bagian dari proses pendidikan karakter.

“Kalau anak dibiarkan tanpa disiplin, nanti masa depannya bagaimana? Anak perlu dibiasakan menerima teguran. Itu bekal karakter penting,” ujarnya.

Ngatiyana menekankan pentingnya menjaga nilai-nilai budaya ketimuran yang menjunjung tinggi rasa hormat kepada guru serta disiplin dalam belajar. Ia juga mengingatkan agar para orang tua tidak terburu-buru membawa persoalan teguran ke ranah hukum, tetapi memahami konteks pendidikan yang lebih luas.

“Guru itu mitra orang tua. Kalau setiap teguran dianggap kekerasan, nanti anak-anak kehilangan arah. Mari dukung niat baik guru membentuk masa depan anak-anak kita,” tutupnya (Bagdja)


Example 300250
Example 120x600