SNU//Padang Lawas – Warga Luat Unterudang yang menginap di area PT Barapala mengalami penyerangan brutal dari puluhan oknum sekuriti perkebunan. Para pelaku menyerang warga dengan panah dan tombak hingga menyebabkan dua orang terluka. Adi Ansor Harahap terkena panah di kaki kanan, sedangkan Saripuddin Hasibuan terluka akibat panah yang menancap di dada kanan.
Saksi mata, Ruslan Abdullah Hasibuan, menceritakan kepada wartawan pada Selasa (18/11) malam bahwa sebelum penyerangan terjadi, puluhan oknum preman yang menyamar sebagai sekuriti sempat meminta izin kepada warga untuk melewati area tempat warga menginap.
“Mereka bilang mau menjemput rekannya di pos 1, jadi kami izinkan lewat,” ujar Ruslan.
Namun setelah kembali dari pos 1, sekitar 25 orang oknum sekuriti langsung menyerang warga secara membabi buta di dekat jembatan menggunakan panah dan tombak.

Serangan itu membuat dua warga mengalami luka serius.
Warga yang terserang secara tiba-tiba kemudian mencoba melawan dengan peralatan seadanya dan berhasil memukul mundur para pelaku.
“Selain menyerang, mereka juga merusak sepeda motor dan kendaraan kami,” tambah Ruslan.
Perwakilan mahasiswa, Arsa Rizki Siregar, menegaskan bahwa aksi damai warga sebelumnya sudah mendapatkan izin dari Polres Padanglawas untuk bermalam di area PT Barapala sambil menunggu pimpinan perusahaan menemui warga.
“Tapi begitu polisi pergi, puluhan preman bayaran berkedok sekuriti langsung menyerang warga,” kata Arsa.
Arsa meminta Kapoldasu dan Gubernur Sumatera Utara untuk turun tangan menangani kasus ini. Ia juga menyebut warga dan mahasiswa berencana menggelar aksi besar-besaran ke Poldasu untuk menuntut keadilan.
Setelah melakukan penyerangan, pihak manajemen dan oknum sekuriti langsung melarikan diri. Warga pun menuntut manajemen PT Barapala termasuk Saprijal, Ahok, dan Aspin—agar bertanggung jawab atas kejadian tersebut.
Di lapangan beredar informasi bahwa Kapolres Padanglawas melaporkan dugaan pengrusakan dan pembakaran aset perusahaan ke Poldasu. Warga menilai laporan itu tidak objektif karena Kapolres juga ikut melaporkan beberapa tokoh masyarakat dan tokoh adat Luat Unterudang.

Padahal, warga menegaskan bahwa kerusakan aset PT Barapala terjadi akibat kemarahan warga setelah mereka terlebih dahulu diserang oleh oknum sekuriti menggunakan panah, tombak, dan parang.
Warga mendesak Kapoldasu Irjen Pol Whisnu Hermawan Februanto segera mencopot Kapolres Padanglawas karena dianggap tidak objektif dalam menangani persoalan ini. (Rizky)















