Example floating
Example floating
BeritaRagam Daerah

Warga Pasirjambu Ciwidey, Minta Transparansi Perbaikan Jalan, Diutamakan Jadi Kado HUT RI ke 80

525
×

Warga Pasirjambu Ciwidey, Minta Transparansi Perbaikan Jalan, Diutamakan Jadi Kado HUT RI ke 80

Sebarkan artikel ini
Pembangunan jalan tersebut menjadi simbol kemenangan kecil bagi warga yang selama ini merasa terpinggirkan.

SNU//Kab. Bandung – Di tengah semarak peringatan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke-80, sebuah momen bersejarah lahir di sudut selatan Kabupaten Bandung. 

Bukan pesta, bukan karnaval, melainkan deru alat berat yang mulai menapak di jalur yang selama puluhan tahun hanya menjadi saksi bisu penderitaan warga.

Itulah jalan Kendeng–Londok, yang sejak 70 tahun lalu terisolasi kini dapat perhatian. Jalan ini jadi urat nadi yang menghubungkan Kampung Kendeng – Londok Desa Sugihmukti dan Tenjolaya Kampung Dewata, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung. 

Sejumlah awak media meminta konfirmasi kepada pihak pemenang tender dan pengguna jalan, terkait kembalikan jalur lalu lintas Kendeng-Londok, Jumat (15/8/25).

Jalur ini juga menjadi akses penting menuju wilayah perbatasan Kabupaten Cianjur. 

Namun selama lebih dari tujuh dekade, jalan tersebut lebih menyerupai lintasan medan perang—penuh lubang, licin saat hujan, dan berdebu pekat di musim kemarau. Bagi warga, melewati jalan ini seperti berjudi dengan keselamatan.

“Sejak saya kecil, jalan ini tidak pernah berubah. Genangan, lumpur, motor tergelincir, sampai ambulans yang kesulitan masuk saat darurat. Kami sudah terlalu lama menunggu,” ungkap Ade (42), warga Kampung Dewata, dengan mata menerawang. Jumat (15/8/2025).

Namun penantian itu akhirnya terjawab. Melalui kebijakan Bupati Bandung, Dadang Supriatna yang akrab dipanggil Kang DS, pembangunan Jalan Kendeng–Londok resmi dimulai bertepatan dengan bulan kemerdekaan. Suara mesin dan pekerja konstruksi menjadi tanda nyata hadirnya harapan baru.

Kado Kemerdekaan dari Kang DS

Pembangunan jalan tersebut menjadi simbol kemenangan kecil bagi warga yang selama ini merasa terpinggirkan. 

Tak sedikit yang menyebut proyek ini sebagai “kado kemerdekaan paling berharga yang dirasakan langsung oleh warga. 

“Terima kasih Kang DS. Baru kali ini kami benar-benar diperhatikan. Ini hadiah luar biasa di usia 80 tahun Indonesia merdeka,” ujar Ajang, warga Kampung Paranggong RT 01 RW 09, yang nyaris tak percaya saat melihat alat berat masuk ke wilayahnya.

Hal serupa diungkapkan oleh Wati (46), seorang ibu rumah tangga yang mengaku telah kehilangan banyak waktu dan biaya akibat rusaknya jalan.

 “Kalau hujan, anak-anak kami tidak bisa sekolah karena motor sering mogok di tengah lumpur. Sekarang kami punya harapan. Semoga pengecoran ini cepat selesai. Kami doakan Kang DS sehat selalu,” katanya haru.

Komarudin (37), warga lainnya, menyebut kehadiran proyek ini sebagai titik balik kehidupan kampungnya.

 “Jalan ini bukan cuma akses. Ini masa depan kami. Ekonomi bisa bergerak, pertanian lancar, anak-anak bisa sekolah tanpa hambatan. Ini benar-benar berkah.”ungkapnya. 

Proyek Bernilai Miliaran, Transparansinya Dipertanyakan

Proyek peningkatan Jalan Kendeng–Londok ini didanai dari APBD Kabupaten Bandung Tahun Anggaran 2025 sebesar Rp 8.830.605.000. Pelaksana proyek adalah CV. AARSHIYA, dengan masa kerja selama 180 hari kalender.

Namun, di balik rasa syukur warga, muncul sorotan tajam dari masyarakat terkait minimnya informasi transparan pada papan proyek yang terpasang di lokasi. Tidak tercantumnya detail teknis seperti panjang, lebar, dan ketebalan jalan menimbulkan kekhawatiran akan kualitas pelaksanaan.

“Kami tentu bersyukur jalan ini dibangun. Tapi bukan berarti tidak perlu diawasi. Tidak adanya keterangan volume pekerjaan bisa membuka celah penyelewengan. Harus ada pengawasan ketat dari DPUTR dan masyarakat,” ujar seorang tokoh warga yang enggan disebut namanya.

Transparansi anggaran dan pelaksanaan proyek publik merupakan hak warga dan kewajiban pemerintah. Oleh karena itu, masyarakat berharap pengerjaan proyek ini tidak hanya cepat, tetapi juga berkualitas, sesuai spesifikasi, dan bebas dari praktik tidak sehat.

Jalan Masa Depan, Bukan Sekadar Beton

Perbaikan Jalan Kendeng–Londok bukan sekadar proyek infrastruktur. Ia adalah representasi dari kehadiran negara di tengah masyarakat pedesaan yang selama ini merasa tak terdengar. Jalan itu bukan hanya menghubungkan dua desa atau dua kabupaten, tapi juga menghubungkan harapan yang nyaris padam dengan masa depan yang kini mulai menyala.

Di mata warga, nama Kang DS kini bukan sekadar Bupati, tapi sosok pemimpin yang memberi harapan nyata. Meski banyak pekerjaan rumah yang masih menanti, satu hal telah terbukti: ketika pemimpin mau mendengar dan bertindak, perubahan bukan lagi mimpi.
“Jalan kami akhirnya dibangun, tapi perjuangan belum selesai. Kami akan jaga dan awasi pembangunan ini. Kami ingin anak cucu kami tidak lagi tumbuh dalam ketertinggalan,” tutup Ade, sambil menatap alat berat yang masih bekerja di kejauhan. (Apih)

Example 120x600