PendidikanRagam Daerah

Alarm Perbaikan Pendidikan Sudah Berbunyi, FWK Desak Pemerintah Segera Turun Tangan

44
Suasana Diskusi FWK bertema “Alarm Perbaikan Pendidikan Sudah Berbunyi” di Kantor VOI, Jakarta Pusat, Jumat (17/10/2025).

Diskusi Wartawan Nasional Soroti Merosotnya Wibawa Guru dan Konflik di Sekolah

SNU//Jakarta – Pemerintah pimpinan Presiden Prabowo Subianto dinilai perlu segera mengambil langkah nyata memperbaiki dunia pendidikan secara menyeluruh. 

Seruan ini disampaikan oleh Forum Wartawan Kebangsaan (FWK) dalam diskusi mingguan bertema “Alarm Perbaikan Pendidikan Sudah Berbunyi” yang digelar di kantor redaksi VOI, Jakarta Pusat, Jumat sore (17/10/2025).

Menurut salah satu pendiri FWK, Hendry Ch. Bangun, pendidikan merupakan sektor fundamental dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. 

Forum Wartawan Kebangsaan saat melaksanakan rapat terkait dengan kinerja pemerintah di Jakarta, Jumat (17/10/25)

Ia menekankan bahwa perbaikan tidak hanya soal fasilitas, tetapi juga menyangkut wibawa guru dan kepercayaan murid terhadap tenaga pendidik.

“Apa yang terjadi kalau guru tidak lagi punya wibawa dan tidak dipercaya murid? Ini masalah besar,” ujar Hendry.

Diskusi yang dipimpin oleh Koordinator Nasional FWK Raja Parlindungan Pane menghasilkan sejumlah rekomendasi penting, termasuk desakan agar pemerintah memperbaiki sistem pendidikan secara komprehensif.

Hendry menegaskan, “Alarm sudah berbunyi, ini tanda pemerintah harus bangkit sungguh-sungguh memperbaiki dunia pendidikan.”

Ia menyoroti fenomena mogoknya 630 pelajar SMAN 1 Cimarga, Lebak, Banten, sebagai sinyal serius yang menggambarkan keretakan hubungan antara guru dan murid.

“Kalau guru mogok, murid mogok, ini berarti sistemnya bermasalah. Pemerintah harus memeriksa dan memperbaiki yang tidak tepat,” tambah Hendry.

Raja Parlindungan Pane menilai, cara kerja dan metode mengajar guru juga harus dievaluasi.

“Apakah sudah sesuai dalam memberikan pembelajaran dan hukuman pada siswa? Semua ini perlu dikaji kembali,” ujarnya.

Senada, AR Loebis, wartawan senior yang turut hadir, menekankan pentingnya mendengar aspirasi peserta didik agar proses belajar-mengajar berjalan sehat tanpa konflik.

Sementara itu, M. Iqbal Irsyad, Pemimpin Redaksi VOI yang berlatar belakang keluarga pendidik, menegaskan pentingnya kompetensi guru dalam ilmu pedagogi.

“Guru yang benar-benar berlatar pendidikan keguruan tahu cara menanamkan karakter. Tapi masih banyak guru tanpa bekal pedagogi. Ini juga perlu diperhatikan,” jelasnya.

Diskusi juga menyoroti peran orang tua dalam membentuk karakter anak. Wartawan senior Nasir, mantan jurnalis Harian Kompas, menegaskan bahwa orang tua tidak boleh lepas tangan.

“Orang tua harus ikut membimbing anak agar menghormati guru dan menjalankan tugas sekolah dengan baik,” katanya.

FWK menilai meningkatnya konflik guru-murid akhir-akhir ini menjadi contoh buruk bagi dunia pendidikan. Beberapa kasus seperti guru dianiaya siswa di Pekanbaru, laporan palsu asusila di Bandung, dan perkelahian guru-siswa di Jakarta yang viral di media sosial, menjadi alarm kuat bagi pemerintah untuk turun tangan. (Apih)

Exit mobile version