Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
ArtikelBeritaHeadlineKasusKesehatanPendidikanRagam Daerah

BGN Investigasi Dugaan Keracunan Makanan dalam Program MBG di Bandung dan Tasikmalaya

1065
×

BGN Investigasi Dugaan Keracunan Makanan dalam Program MBG di Bandung dan Tasikmalaya

Sebarkan artikel ini
Dadan Hindayana, Kepala Badan Gizi Nasional.
Example 468x60

SNU|Jakarta,– Badan Gizi Nasional (BGN) tengah melakukan investigasi menyeluruh terkait dugaan kasus keracunan makanan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) di sejumlah daerah, termasuk Bandung dan Tasikmalaya. Insiden terbaru terjadi di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Yayasan Abu Bakar Ash-Shiddiq, Tasikmalaya, pada Kamis, Mei 2025, Sabtu(3/5/2025).

Menanggapi situasi ini, Kepala BGN, Dadan Hindayana, menegaskan bahwa pihaknya telah bergerak cepat untuk mengusut kasus tersebut.

Example 300x600

“Kami berkomitmen penuh dalam melakukan investigasi mendalam guna memastikan penyebab kejadian ini serta mencegah peristiwa serupa di masa mendatang,” ujar Dadan dalam konferensi pers di Jakarta, 2 Mei 2025.

Kepala SPPG Yayasan Abu Bakar Ash-Shiddiq Tasikmalaya, Michael Julius Tobing, menuturkan bahwa seluruh prosedur penanganan bahan pangan telah dilakukan dengan teliti sebelum makanan diolah dan didistribusikan kepada penerima manfaat. “Kami selalu memastikan bahwa setiap bahan pangan, mulai dari tahu, ayam, beras, hingga sayuran dan kentang, telah melalui pemeriksaan kualitas sebelum diolah,” jelasnya.

Kasus serupa juga dilaporkan di SPPG Bandung, tepatnya di Kecamatan Coblong. Saat ini, tim ahli tengah menganalisis hasil uji laboratorium terhadap sampel makanan dan bahan mentah yang digunakan. Diperkirakan hasil analisis akan tersedia dalam sepuluh hari ke depan. Sementara itu, siswa yang mengalami gejala keracunan telah mendapatkan penanganan medis di fasilitas kesehatan setempat.

“Kami memahami kekhawatiran masyarakat terhadap kejadian ini. Oleh karena itu, kami mengimbau agar semua pihak tetap tenang dan menunggu hasil investigasi resmi. BGN akan terus menginformasikan perkembangan kasus ini dengan transparan dan bertanggung jawab,” lanjut Dadan.

Sebagai langkah antisipasi, BGN telah menerapkan berbagai prosedur korektif guna memastikan keamanan makanan dalam program MBG. Beberapa langkah yang diperketat antara lain:

  • Protokol keamanan ketat dalam proses pengantaran makanan dari dapur ke sekolah.
  • Pembatasan waktu maksimum pengiriman agar kualitas dan kesegaran makanan tetap terjaga.
  • Pengaturan mekanisme distribusi di sekolah, termasuk penyimpanan dan penyerahan kepada siswa.
  • Batas toleransi waktu konsumsi, memastikan makanan segera disantap setelah diterima.
  • Uji organoleptik wajib, yakni pemeriksaan tampilan, aroma, rasa, dan tekstur makanan sebelum didistribusikan.

Dengan langkah-langkah ini, BGN berharap dapat memulihkan kepercayaan masyarakat terhadap program MBG dan memastikan setiap penerima manfaat mendapatkan makanan bergizi yang aman.

BGN berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas pengelolaan pangan dalam program MBG demi kesejahteraan dan kesehatan masyarakat.

Example 120x600