BeritaRagam Daerah

Brigade Pangan Tani Sejahtera Jayasena Gelar Penanaman Pohon

735
Mulyono Kadafi closing statement ke masyarakat petani Cikajang

SNU|Kabupaten Garut – Melalui Brigade Pangan Tani Sejahtera Jayasena Kabupaten Garut, telah menggelar acara Penanaman pohon dalam rangka memperingati Hari Gerakan Menanam Sejuta Pohon, yang dilaksanakan di Lapangan Bola Voli, Kampung Jayasena, Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut, Jum’at (10/1/2025).

Kegiatan ini dihadiri dan dibuka secara resmi oleh Staf Ahli Bupati Garut bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia (SDM), Maskut Farid.

Agus K Satpol PP Garut Ikut menanam pohon bersama Brigade Tani

Tak hanya itu, kegiatan ini juga dihadiri oleh beberapa perwakilan dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut.

Maskut pun mengapresiasi pelaksanaan penanaman pohon yang diselenggarakan oleh Brigade Pangan Kabupaten Garut.

Sementara itu, Ketua Brigade Pangan Garut, Mulyono Khadafi, menyampaikan, dalam kesempatan ini ada sekitar 112 pohon yang ditanam, dengan berbagai bibit yang ditanam, mulai dari jengkol, petai, mahoni, ganitri, alba, hingga kopi.

Adapun target penanaman pohon di lokasi kali ini, kata Mulyono, sekitar 3000 pohon dengan luas lahan yang akan ditanam sekitar 9 hektare.

Lebih lanjut Mulyono juga mengungkapkan alasan dipilihnya Kecamatan Cikajang sebagai lokasi penanaman pohon, 

Brigade Tani dan warga setempat serta sejumlah para pejabat ASN Pemda Garut poto bersama usai kegiatan berlangsung.

“Karena menurut saya daerah Cikajang salah satu wilayah yang memiliki lahan konservasi cukup luas,” jelas Dia.

Selain itu, imbuh Mulyono, melalui penanaman ini juga pihaknya ingin mengkampanyekan agar semua pihak bisa memelihara dan peduli terhadap lahan konservasi yang ada di Kabupaten Garut, khususnya yang ada di Kecamatan Cikajang.
“Closing statement untuk masyarakat, tetap tidak berubah dulu, sekarang, masa yang akan datang, satu-satunya makhluk hidup yang mengeluarkan oksigen adalah pohon, tanamlah pohon walaupun besok akan kiamat. Karena sekali lagi, ketika pohon terakhir sudah tumbang, ketika tetes air terakhir sudah tidak ada, dan ketika ikan terakhir sudah mati. Kita manusia baru sadar, tidak ada artinya yang namanya uang,” pungkas Mulyono. (Asgun)

Exit mobile version