BeritaEkonomiHeadlineInformatikaLingkungan HidupOtomotifPolitikRagam DaerahTeknologiWisata

Hasbullah Rahmat Dorong Reaktivasi Jalur Rel di Jawa Barat: Transportasi Publik Berbasis Rel Jadi Solusi Kemacetan dan Penggerak Ekonomi

876
Anggota DPRD Jawa Barat Komisi V, H. M Hasbullah Rahmat, S.PD, M. Hum.,

SNU|Bandung,- Anggota DPRD Jawa Barat Komisi V, H. M Hasbullah Rahmat, S.PD, M. Hum., menyampaikan apresiasi atas langkah kolaboratif antara Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan PT Kereta Api Indonesia (Persero) dalam meningkatkan layanan transportasi publik, khususnya jalur KRL lintas Nambo–Citayam. Menurutnya, optimalisasi jalur ini merupakan bagian dari transformasi sistem transportasi publik yang lebih modern, efisien, dan berkelanjutan di wilayah metropolitan Jawa Barat.

Ini adalah bentuk komitmen nyata menghadirkan transportasi publik yang efisien dan terintegrasi di kawasan aglomerasi Jabodetabek. Saya mendukung penuh upaya ini karena manfaatnya sangat besar bagi mobilitas masyarakat, khususnya dari Bogor, Bekasi menuju Jakarta, ujar Bang Has, Selasa (11/11/2025).

Direktur Utama PT KAI, Bobby Rasyidin, menjelaskan bahwa jalur Nambo saat ini masih menggunakan sistem single track dengan frekuensi perjalanan sekitar satu jam sekali. Dengan rekayasa operasi dan terminasi di Stasiun Citayam, frekuensi tersebut dapat ditingkatkan menjadi setiap 15 menit.

Bang Has menilai peningkatan frekuensi dan kapasitas angkut harus didukung dengan penyesuaian infrastruktur, seperti perpanjangan peron dan penambahan rangkaian menjadi 12 gerbong.

Selain untuk penumpang, jalur Nambo juga berpotensi digunakan sebagai angkutan barang hasil produksi pabrik dan pertanian di kawasan Cibinong dan Nambo. Hal ini dinilai mampu mengurangi kemacetan akibat angkutan darat serta memberikan dampak ekonomi positif bagi masyarakat sekitar stasiun, seperti di Bekasi, Citayam, dan Nambo.

“Masyarakat di sekitar stasiun akan terdampak secara ekonomi. Mereka bisa membuka usaha seperti penitipan helm, warung makan, hingga parkir motor. Ini adalah multiplier effect yang nyata,” tambah Bang Has.

Bang Has juga menyoroti pentingnya reaktivasi jalur lama di Jawa Barat, seperti jalur Ciwidey, yang dinilai dapat mendukung sektor pariwisata dan mengurai kemacetan di kawasan Bandung Selatan. Ia mendorong Kementerian Perhubungan untuk turut aktif dalam merealisasikan reaktivasi jalur-jalur tersebut.

“Dengan populasi Jawa Barat yang sudah lebih dari 50 juta jiwa, transportasi publik berbasis rel adalah jawaban paling efektif dibandingkan sistem berbasis jalan raya. Pertumbuhan kendaraan jauh lebih cepat daripada pembangunan jalan baru,” tegasnya.

Ia menekankan bahwa wilayah Bandung Raya harus menjadi prioritas dalam pembangunan sistem transportasi rel, termasuk konektivitas antara kereta cepat, bus, dan pusat kota Bandung. Menurutnya, jalur melingkar berbasis rel seperti LRT atau MRT harus segera dirancang untuk menghubungkan Tegal Luar, Kota Bandung, Cimahi, Kabupaten Bandung, dan KBB.

“Kalau tidak dibangun sekarang, Bandung akan mengalami instabilitas transportasi yang berujung pada stagnasi ekonomi dan penurunan daya tarik wisata,” tutup Bang Has.

Exit mobile version