BeritaEkonomiHeadlineInformatikaRagam DaerahTeknologi

Hingga Mei 2025, APBN Jawa Barat Surplus Rp11,79 triliun

632
Perwakilan Kementerian Keuangan Jawa Barat sampaikan kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja (APBN) Jawa Barat sampai dengan Mei 2025 di Ruang Sidang Gedung Keuangan Negara Bandung, Selasa(1/7/2025).

SNU|Bandung,- Perwakilan Kementerian Keuangan Jawa Barat menyampaikan kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja (APBN) Jawa Barat sampai dengan Mei 2025 di Ruang Sidang Gedung Keuangan Negara Bandung, Selasa(1/7/2025).

Kepala Perwakilan Kementerian Keuangan Jawa Barat yang merupakan Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (Kanwil DJKN) Jawa Barat Tugas Agus Priyo Waluyo menyampaikan beberapa hal terkait kondisi perekonomian di Jawa Barat. Beliau menyampaikan hal-hal sebagai berikut:

  1. Di tengah lingkungan global yang bergejolak, ekonomi Jawa Barat tetap tumbuh resilien 4,98% (yoy). Inflasi Mei 2025 sebesar 1,47% (yoy) dengan IHK 108,38. Penyumbang utama inflasi yaitu emas perhiasan, kopi bubuk, beras, minyak goreng, dan sigaret kretek mesin.
  2. Neraca Perdagangan April 2025 mengalami surplus USD1,72 miliar dengan total ekspor USD2,76 miliar dan total impor USD1,04 miliar. Pada periode Januari s.d. April 2025 transaksi perdagangan nonmigas dengan mitra dagang utama, khususnya Amerika Serikat, menunjukkan surplus mencapai USD1,77 miliar. Sedangkan neraca perdagangan dengan Tiongkok dan Taiwan mengalami defisit sebesar USD0,60 miliar dan USD0,07 miliar.
  3. Kinerja Fiskal di Jawa Barat hingga 31 Mei 2025 mencatatkan total pendapatan APBN sebesar Rp56,16 triliun (34,63% dari target), sedangkan belanja negara regional Jawa Barat sebesar Rp44,37 triliun (37,59% pagu). Sehingga menghasilkan surplus regional sebesar Rp11,79 triliun.

Di sisi pendapatan negara, Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Jawa Barat I Kurniawan Nizar menyampaikan pendapatan negara secara akumulatif tumbuh sebesar 2,87% (yoy). Realisasi penerimaan perpajakan tumbuh sebesar 2,50% (yoy). Pertumbuhan terutama dikontribusi oleh pertumbuhan pada penerimaan Pajak Dalam Negeri dan Pajak lainnya. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) terkontraksi sebesar 34,14%.

Di sektor kepabeanan dan cukai, Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Jawa Barat Finari Manan mengatakan bea masuk terkontraksi 40,90% dipengaruhi oleh tidak adanya importasi PT Bulog, importasi PT ADM dan PT TAM (otomotif) mendapat fasilitas FTA, serta penurunan BM dari PLB PT Inchcape (d/h PT Mercedes Benz) karena penurunan penjualan secara nasional.

Di kesempatan itu juga, Kepala DJKN Jawa Barat Tugas Agus Priyo Waluyo menyampaikan realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) mengalami pertumbuhan sebesar 9,59% (yoy) dengan rincian PNBP lainnya 15,15% dan Pendapatan PNBP BLU 3,91%.

Sementara itu di sisi belanja negara, Kepala Kanwil Direktorat Perbendaharaan (DJPb) Jawa Barat Fahma Sari Fatma menyampaikan Belanja K/L sampai dengan 31 Mei 2025 terealisasi sebesar Rp13,05 triliun atau 31,93% dari pagu. Kinerja belanja K/L ini lebih lambat dibanding tahun lalu.

Perlambatan terjadi pada belanja barang dan belanja modal masing-masing sebesar 56,40% dan 62,76%. TKD telah terealisasi sebesar Rp31,33 triliun atau 40,58% dari pagu 2025, tumbuh sebesar 4,92% (yoy) terutama pada Dana Bagi Hasil, Insentif Fiskal, dan Dana Desa.

Dalam rangka meningkatkan ekonomi kerakyatan di Jawa Barat, Pemerintah menyalurkan kredit UMi dan KUR. Realisasi penyaluran UMi untuk periode 1 Januari s.d. 31 Mei 2025 sebanyak Rp349,09 miliar dengan jumlah debitur sebanyak 72.310 debitur. Sementara realisasi penyaluran KUR periode 1 Januari s.d. 31 Mei 2025 sebanyak Rp11,55 triliun dengan jumlah debitur sebanyak 217.870 debitur.

APBN akan terus dikelola secara hati-hati namun ekspansif sebagai instrumen countercyclical guna mendukung pertumbuhan ekonomi dan memperkuat fondasi ekonomi nasional di tengah ketidakpastian global. Belanja negara dioptimalkan peranannya dalam menjaga daya beli masyarakat dan mendukung program prioritas Pemerintah.

Exit mobile version