Politik

Paslon Nomor 4 Viman-Diky, Unggul, Hasil Persentasenya Belum Dapat Disampaikan, ” Ini Sebabnya

930
Rapat Pleno rekapitulasi masih berjalan dengan dihadiri para saksi, Senin (2/12/2024). (Foto: Krist)

SNU|Kota Tasikmalaya – KPU Kota Tasikmalaya menggelar rapat Pleno rekapitulasi Pemilihan Gubernur dan pemilihan Wali Kota Tasikmalaya, hingga saat ini sedang berjalan dengan baik. Semua PPK dari masing-masing Kecamatan sudah menyelesaikan pembacaan hasil penghitungan suara.

Selanjutnya tinggal menunggu pencermatan dari masing-masing saksi pasangan calon dan Bawaslu. Hal tersebut diungkapkan ketua KPU Asep Rismawan kepada insan media dalam waktu santai, Senin(2/12/2024).

Ketua KPU Kota Tasikmalaya Asep Rismawan menyampaikan mengenai turunnya angka Partisipasi masyarakat, Senin(2/12/2024). (Foto: Krist)

Menurut Asep, rapat pleno rekapituladi ini tinggal menunggu pencermatan oleh saksi dan Bawaslu setelah itu selesai.

“Yah mudah-mudahan kita akan tetapkan dan kita selesaikan malam ini,” ucap Asep

“Saya berharap pelaksanaan rapat pleno bisa selesai pada malam ini dan tidak ada lagi persoalan, dari mulai pukul 08.00 WIB dengan target pukul 11.00 WIB. Namun kenyataannya belum selesai dan harus ditunda sampai selesai sholat Isya, ” katanya.

Kata Asep, pasangan calon nomer 4 yakni Viman Alfarizi Ramadan dan Dicky Chandra mendapatkan suara terbanyak atau menjadi pemenang. Begitu juga untuk Pilkada Gubernur Jawa Barat, pasangan calon nomer 4, Dedi Mulyadi dan Erwan Setiawan juga mendapat suara terbanyak. Hanya saja berapa suaranya.

Asep Rismawan belum bisa menyampaikan hasil secara detail karena proses pleno masih belum selesai, ” ungkapnya

“Mengenai penurunan angka Partisipasi Asep Rismawan mengakui ada penurunan angka partisipasi masyarakat dalam Pilkada serentak 2024 ini dan jika dibandingkan dengan pelaksanaan Pileg 2024 angka partisipasi naik dan hal tersebut bisa dilihat dari jumlah suara yang masuk dan dibacakan oleh masing-masing PPK.

Terang Asep, menurunnya angka partisipasi masyarakat tentunya ada pengabungan beberapa TPS yang ada. Sehingga jumlah TPS pada Pilkada 2024 lebih sedikit jika dibandingkan dengan jumlah TPS pada Pileg lalu.

“Jadi kemungkinan dengan menurunnya angka partisipasi masyarakat ada penggabungan 2 TPS menjadi satu dan itu penyebabnya,” tandanya. (***).

Exit mobile version