SNU//Kabupaten Bandung – Rencana pembangunan SMP Negeri 6 Pangalengan di Desa Tribaktimulya, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, terpaksa ditunda.
Penundaan ini terjadi karena hingga kini pembayaran lahan untuk pembangunan sekolah tersebut belum direalisasikan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung.
Akibatnya, masyarakat Desa Tribaktimulya harus menahan kekecewaan, karena pembangunan sekolah yang sudah lama dinantikan belum juga dapat dilaksanakan.
Kepala Desa Tribaktimulya, Cahya Sukmana, S.Pd., membenarkan bahwa rencana pembayaran lahan yang seharusnya dilakukan pada tahun 2025 belum terealisasi.
“Namun sampai sekarang belum ada realisasi karena adanya efisiensi atau perubahan anggaran,” ungkap Cahya saat ditemui wartawan, Sabtu (1/11/2025).
Menurutnya, berdasarkan dokumen kwitansi sebelumnya, pembayaran lahan pembangunan SMPN 6 Pangalengan dijadwalkan dilakukan tahun 2025.
Namun, informasi terbaru dari Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung menyebutkan bahwa pembayaran tersebut akan ditunda hingga tahun 2026 melalui APBD murni.
“Info dari pihak Pemkab Bandung, pembayaran ditunda karena ada perubahan alokasi anggaran. Jadi kemungkinan pembayaran dilakukan pada tahun 2026,” jelasnya.
Cahya mengaku pihak desa khawatir jika pembayaran baru dilakukan pada 2026, harga tanah akan berubah sehingga pemilik lahan bisa saja membatalkan kesepakatan penjualan.
“Kami khawatir kalau harga tanah jadi masalah, bisa saja pemilik tidak mau menjual lagi. Kalau itu terjadi, kami harus mencari lokasi baru, dan itu tentu akan memakan waktu lebih lama,” ujarnya dengan nada cemas.
Ia berharap agar Pemkab Bandung dapat merealisasikan pembayaran lahan pada tahun anggaran 2025, sesuai rencana awal.
“Harapan kami, pembayaran bisa segera dilakukan agar pembangunan SMPN 6 ini tidak kembali tertunda. Masyarakat sudah menantikan sekolah ini sejak lama,” tegasnya.
Masyarakat Desa Tribaktimulya sangat berharap agar proses pembebasan lahan segera direalisasikan.
Sebab, keberadaan SMPN 6 Pangalengan dinilai sangat penting untuk meningkatkan akses pendidikan bagi anak-anak di wilayah tersebut.
“Orang tua siswa dan warga sangat menunggu sekolah ini berdiri. Semoga tahun ini ada langkah nyata dari pemerintah daerah,” pungkas Cahya. (Apih)
