Ragam Daerah

Tak Hanya Seremonial, Musrenbang 2026 Garut Diminta Jadi Aksi Nyata

553
Bupati Syakur: Musrenbang jadi momen penting selaraskan program pemerintah dengan aspirasi masyarakat demi Garut yang lebih sejahtera.

SNU|Kabupaten Garut – Bupati Garut, Abdusy Syakur Amin, secara resmi membuka Sidang Kelompok Musrenbang Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Garut Tahun 2026, khususnya untuk bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia. Acara ini digelar di Aula Bappeda Kabupaten Garut, Jalan Patriot, Kecamatan Tarogong Kidul, Senin (21/4/2025).

Dalam sambutannya, Bupati Syakur menekankan pentingnya keselarasan antara program pemerintah dan aspirasi masyarakat. Ia menyebutkan bahwa Musrenbang menjadi wadah untuk merealisasikan berbagai harapan masyarakat dalam pembangunan di Kabupaten Garut.

Bupati Garut Abdusy Syakur Amin membuka Sidang Kelompok Musrenbang RKPD 2026 bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia di Aula Bappeda Garut, Senin (21/4/2025).

“Setiap program yang diputuskan harus sesuai dengan harapan masyarakat, untuk mewujudkan Garut yang lebih baik, maju, dan sejahtera,” ujar Syakur.

Ia juga menegaskan bahwa setiap program harus terkait dengan Key Performance Indicator (KPI) pemerintah, khususnya dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang tercermin dalam Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

Musrenbang penuh tantangan: Harapan masyarakat melimpah, fiskal terbatas, prioritas jadi kunci.”

“Setiap program harus dikaitkan dengan KPI utama, yakni peningkatan IPM. Harus ada data tambahan dan data pelengkap yang terukur secara kuantitatif agar memudahkan dalam proses perbandingan dan penentuan prioritas,” jelasnya.

Menurutnya, Musrenbang merupakan proses penting untuk menginventarisasi berbagai harapan masyarakat dari berbagai jalur—baik teknokrat, janji politik, maupun aspirasi bottom up dan top down. Namun, karena keterbatasan fiskal, seleksi dan penentuan prioritas menjadi hal yang mutlak dilakukan.
“Ketika semua aspirasi diakomodasi, bisa jadi jumlahnya tiga hingga empat kali lipat dari kemampuan fiskal kita. Maka, pemilihan program harus dapat diperbandingkan secara objektif,” pungkasnya. (Asan)

Exit mobile version