Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
KesehatanRagam Daerah

DP3AP2KB Gelar Pelatihan Kepemimpinan Kader Posyandu Tahun 2025

2832
×

DP3AP2KB Gelar Pelatihan Kepemimpinan Kader Posyandu Tahun 2025

Sebarkan artikel ini
Wakil Walikota Cimahi Adithia Yudistira foto bersama Ketua TP Posyandu, Mijiati Ningsih, Kepala Dinas DP3AP2KB Kota Cimahi, Fitriani Manan dan anggota, kader Posyandu se Kota Cimahi
Example 468x60

SNU|Cimahi.- Pemerintah Kota Cimahi melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk den Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Cimahi gelar  kegiatan Pelatihan Kepemimpinan Kader Posyandu Kota Cimahi Tahun 2025, untuk membangun pemimpin Posyandu yang tangguh, Inspiratif, dan berdedikasi untuk kesehatan Masyarakat di Pandiga Edu-Creation & Sport. Di Jl. Sirnarasa No.11, Cibabat, Kec. Cimahi Utara, Kota Cimahi, Rabu (4/6/2025).

Acara tersebut langsung dihadiri Wakil Walikota Cimahi, Adithia Yudistira, yang mana menurut Adithia, bahwa kader Posyandu sangat memegang peranan strategis sebagai garda terdepan dalam penyelenggaraan layanan dasar di lingkungan masyarakat.

Example 300x600

Menurut Adithia kembali, bahwa kehadiran mereka mencerminkan semangat gotong royong dan kepedulian sosial yang lahir secara alami dari masyarakat, serta diperuntukkan kembali demi kesejahteraan bersama.

“Hari ini Alhamdulillah saya Bersama Ibu Ketua TP Posyandu Cimahi mewakili Pak Walikota, untuk membuka acara pelatihan kepemimpinan untuk para kader Posyandu se-Kota Cimahi,” sambut Adithia dalam pidatonya yang sedikit berkelakar.

Tentunya, ini harus kita apresiasi, kata Adithia, “Karena tadi yang saya tekankan 6 SPM Posyandu, yang mana Posyandu itu sekarang sudah tidak hanya bergerak lagi sekedar di bidang kesehatan saja, tapi juga di sektor yang lain Pendidikan, ke-PU an, Perumahan Rakyat, Trantribum Linmas dan sosial itu menjadi penting agar para peserta bisa mengetahui 6 SPM Posyandu tersebut,” ucap Adithia.

Tentunya yang diharapkan oleh Adithia, di lapangan nanti bisa di aplikasikan membantu Pemerintah Kota Cimahi dengan perjuangan dan aktivitas yang berbasiskan ke masyarakat.

Jadi, lanjut Adithia, bahwa seluruh kader Posyandu di Kota Cimahi layak memperoleh penghargaan setinggi-tingginya atas komitmen dan kontribusi luar biasa yang telah mereka berikan dengan penuh semangat dan ketulusan selama ini.

“Ini yang menarik, bahwa di semua daerah, di semua wilayah, angka stunting itu bisa ditemukan dengan acara Posyandu, yang artinya penanganan stunting itu tidak bisa dilakukan oleh Pemerintah Kota sendiri tanpa adanya pengawasan tanpa adanya pelibatan masyarakat,” tambahnya.

Dengan prevalensi stunting di Kota Cimahi yang saat ini berada di angka sekitar 22,3%, harapannya angka tersebut dapat terus menurun hingga Kota Cimahi bebas dari stunting.

Penanganan ini bukan hanya menjadi tanggung jawab DP3AP2KB atau Posyandu saja, tetapi merupakan kerja kolaboratif lintas sektor. 

Seluruh perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Kota Cimahi turut diberi mandat khusus untuk terlibat aktif dalam upaya pencegahan dan penanganan stunting, mulai dari tahap pranikah hingga pascamelahirkan.

“Stunting dari sisi pergizian kita harus fokus jangan sampai ada bumil (Ibu Hamil – Red) dan anaknya kurang protein dari situ, dulu tentunya ini harus di edukasi selain Pemerintah juga mengintervensi kita juga ada menyiapkan beberapa program yang memberikan makanan PMT untuk ibu-ibu hamil,” cetusnya.

lebih lanjut menurut Adithia “Kita juga terus memberikan edukasi dan disini ada Bu Wali sebagai Ketua Forikan, bagaimana pentingnya makan ikan itu juga akan kita galakan lagi, banyak yang belum tau ikan kembung itu kadar omega 3 dan protein hewaninya lebih tinggi ketimbang salmon yang suka ada di tempat sushi atau sashimi padahal harganya jauh banget dengan harga tuna atau salmon.” ujar Adithia mengungkapkan.

Untuk meningkatkan kapasitas kader Posyandu di Cimahi, menjadi langkah krusial agar mereka dapat menjalankan tugas secara maksimal dan profesional. 

Penguatan ini terutama penting dalam mendukung penerapan enam Standar Pelayanan Minimal (SPM), yang menjadi tolok ukur utama dalam menilai kualitas layanan publik di bidang kesehatan masyarakat.

“Harapannya kader Posyandu dengan selesainya mengikuti pelatihan kepemimpinan dengan baik, bisa mengaplikasikan apa yang disampaikan oleh bapak narsum tadi, yang juga arahan dari Kami dilaksanakan sebaik-baiknya, dan dapat mengedepankan Posyandu untuk mengejar 6 SPM menjadi pelayanan minimal,” terang Dia.

Selain itu, dalam akhir sambutannya, menurut Adithia, bahwa Posyandu yang tidak hanya berfokus pada penanganan kesehatan melakukan advokasi, 

“Membantu memfasilitasi ketika di lapangan ada problem yang termasuk ke dalam 6 SPM tersebut,” pungkas Adithia. (Bagdja)

Example 120x600