SNU|Kabupaten Garut – Ratusan sopir angkot dan sopir elef yang tergabung di dalam Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kabupaten, melakukan aksi demo di bunderan simpang lima, setelah melakukan orasi para sopir angkot tersebut, akhirnya masa geruduk gedung DPRD Garut guna melakukan audiensi untuk menyampaikan beberapa tuntutan. Senin (7/10/2024).
Adapun tuntutan mereka yaitu meminta aksi premanisme dan travel gelap diberantas, karena hal itu sangat merugikan para sopir angkutan.
Sebelumnya mereka mendatangi gedung DPRD Garut, peserta aksi itu melakukan orasi di depan kantor Bupati, namun sayang, PJ Bupati Garut, Barnas Adjidin, justru malah tidak hadir menemui mereka.
Lantas hal tersebut memicu kemarahan para peserta aksi demo, bahkan aksi demo para sopir angkot dan Organda serta sopir elef saat orasinya menyampaikan bahwa,
“Barnas Adjidin lebih baik pulang ke Bandung sebab seorang ASN Provinsi Jawa Barat, karena PJ Bupati Garut kalau tidak mau menemui kita segera bergegas pulang saja ke Bandung, kami hadir dari selatan, dari utara, dari seluruh Garut, apa Bapak tidak mau menemui kami ? Usir – usir – usir PJ Bupati, usir PJ Bupati sekarang juga. Pulang saja ke Bandung,” teriak seluruh para aksi demo tersebut.
Tak berselang lama, akhirnya para sopir tersebut diizinkan untuk melakukan audiensi di gedung DPRD dan diterima langsung oleh Sekretaris Daerah, Nurdin Yana dan anggota DPRD dari Komisi II.
Ketua Organda Garut, Yudi Nurcahyadi, dalam audiensinya menyampaikan beberapa tuntutan yang paling krusial yakni masalah premanisme, travel gelap dan odong- odong.
”Yang krusial itu penindakan premanisme, odong – odong dan travel gelap, saya harap ada satgas khusus untuk melakulakan penindakan ini, karena mereka sangat meresahkan, meskipun hari ini mereka ditangkap, besoknya keluar dan kemudian meresahkan lagi,” ujar Yudi.
Selain itu penertiban anak jalanan, pembiayaan murah untuk pengusaha angkutan umum, dan pembuatan BPJS untuk para sopir angkutan,
Yudi sangat berharap, Pemda Garut bisa melakukan penindakan rutin minimal satu bulan sekali khususnya untuk memberantas premanisme karena sangat meresahkan para sopir.
“Saya harap ada penindakan rutin dari pemda terhadap hal-hal yang melanggar seperti odong-odong, travel gelap, khususnya premanisme,” tegas Yudi.
Selain itu, Yudi juga berharap Pemda Garut bisa menyiapkan satgas khusus untuk menindak hal tersebut.
“Harapan kami tolong bikin satgas khusus untuk menindak hal-hal tadi, minimal satu bulan sekali. Kalau dibiarkan akan menimbulkan banyak konflik atau perkelahian di jalanan,”ungkapnya. (***)