SNU//Kab. Bandung – Goong Lonjong merupakan salah satu seni tradisi yang masih hidup hingga kini. Bahkan Goong Lonjor terbilang masih utuh penampilannya tanpa ada sentuhan alat musik modern.
Pengurus sekaligus Pupuhu Goong Lonjor yang akrab dipanggil Om Dedi, mengaku pihaknya masih mempertahankan keutuhan Goong Lonjor lantaran yakin seni tradisi itu masih ada pelanjutnya.
“Saya yakin Goong Lonjor masih ada yang menyukainya. Dan saya enggan menggabungkan seni tradisi ini dengan alat musik modern, walau pun ada menginginkan agar lebih luwes dalam performentnya,” kata Om Dedi, kepada wartawan secondnewsupdate.co.id di lokasi manggung.
Dijelaskan Om Dedi, sejumlah personel yang menjadi ponggawa Goong Lonjor adalah Om Dedi selaku Pupuhu,
Vokalis Abah Ajang, Kendang Entis Colay, Goong Supriatna, Melody Jajang Asoy, Wa Herman, Tendi, Abah Ajay, Ajied dan Ajay.
Adapun alamat Sekretariat di kampung Sindangsari, RW 12, Desa Kutawaringin, Kab.Bandung.
Sementara itu penampilan kedua pada malam Jumat itu, diisi oleh grup calung Galura Putra Selong (GPS). Dengan jumlah personelnya yang ideal grup ini mampu menyihir para penontonnya, enggan beranjak dari kursinya.
Ikin Darmawan, pemegang waditra Goong, mengatakan merasa yakin dengan penampilannya karena mengandalkan kekompakkan saat tampil.
“Kami tampil dengan kekuatan penuh untuk membuktikan kepada para penonton sekaligus pengunjung Gebyar Wisata Budaya ini. Kami tampil all out sebagai bukti bahwa grup calung kami tak kalah bersaing dengan yang lainnya,” ungkap Ikin.
Sejauh ini, kata dia, banyak grup calung yang menggabungkan calung dengan kiboard, sehingga di panggung tampil lebih enerjik.
“Kalau kami tidak tergiur dengan hal itu, (menggabungkan dengan alat modern), karena memang kami ingin mengusung seni tradisi murni. Kalau mau kamindari dulu sudah digabungkan antara calung dengan seni modern. Kami ingin anak cucu kami lebih tahu dengan seni tradisi calung warisan leluhur kami,”pungkasnya. (ApIh)