SNU//Medan — Isu yang menuding Rutan Kelas I Medan sebagai sarang peredaran narkoba, akhirnya terbukti hoaks dan tidak berdasar.
Narasi yang sempat beredar di sejumlah media sosial dan pemberitaan liar itu kini dibantah keras oleh berbagai pihak, mulai dari mantan warga binaan, penggiat anti-narkoba nasional, hingga organisasi jurnalis independen.
Ketua Umum DPP Gerakan Anti Narkoba dan Zat Adiktif Nasional (GARNIZUN), H. Ardiansyah Saragih, S.H., M.H., melalui Humasnya Aswani Hafit, menegaskan tuduhan itu sengaja digoreng pihak-pihak tertentu untuk menjatuhkan reputasi institusi pemasyarakatan dan mendiskreditkan kinerja Kepala Rutan Medan yang dikenal tegas dan bersih dari kompromi terhadap narkoba.
“Kami sudah menelusuri langsung ke lapangan dan berkoordinasi dengan aparat penegak hukum. Tidak ada bukti peredaran narkoba di dalam Rutan Medan sebagaimana dituduhkan. Ini jelas hoaks dan fitnah keji dengan motif politik dan kepentingan pribadi,” tegas H. Ardiansyah .
Beberapa mantan warga binaan yang baru bebas dari Rutan Kelas I Medan juga membantah keras adanya praktik peredaran narkoba di lingkungan rutan.
Salah seorang di antaranya, DS, menuturkan bahwa pengawasan di bawah kepemimpinan Kepala Rutan saat ini sangat ketat, baik terhadap pengunjung, paket titipan, maupun aktivitas warga binaan.
“Kami tahu persis kehidupan di dalam. Tidak ada yang bisa bebas bawa barang haram. Semua diawasi CCTV, setiap saat ada razia dadakan, bahkan HP pun sulit digunakan. Yang bicara rutan, jadi sarang narkoba itu tidak pernah lihat kenyataan di dalam,” ungkap DS.
Ia menduga, isu itu disebarkan oleh oknum yang terganggu dengan penegakan disiplin di dalam Rutan.
“Ada yang dulu bisnis haramnya dihentikan, sekarang ingin balas dendam lewat media,” tambahnya.
Ketua DPW Ikatan Media Online Indonesia (IMO) Sumatera Utara), HA Nuar Erde, menyebut pemberitaan yang menuding Rutan Medan sebagai sarang narkoba merupakan bentuk pembunuhan karakter institusi.
“Kita tidak boleh menggiring opini tanpa bukti. Faktanya nihil. Kami dari IMO Sumut sudah investigasi langsung, semua tuduhan itu tidak terbukti,” tegas Nuar Erde.
Ia menambahkan, di bawah kepemimpinan saat ini, Rutan Kelas I Medan justru berhasil menutup semua celah penyelundupan barang terlarang serta memperkuat sistem kontrol berbasis digital.
“Rutan Medan kini menjadi salah satu model pembinaan berorientasi pada pemulihan moral dan kemandirian warga binaan,” ujarnya.
Aktivis dan mantan pejabat pemasyarakatan mendesak Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Imipas) bersama aparat hukum untuk menelusuri dalang penyebar hoaks tersebut.
“Jangan biarkan nama baik institusi rusak oleh permainan busuk segelintir orang. Kami percaya Jenderal (Purn) Agus Andrianto akan mengambil langkah tegas terhadap upaya penggiringan opini kotor semacam ini,” ujar Ardiansyah.
Mereka juga meminta agar media yang menayangkan tuduhan tanpa verifikasi segera menarik dan mengklarifikasi pemberitaannya.
“Pers bebas bukan berarti bebas memfitnah. Ini bukan kritik, tapi pembusukan opini,” tegas Nuar Erde.
Pihak Rutan Kelas I Medan menegaskan komitmennya menjaga Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan Narkoba (WBK/WBN).
Melalui sinergi bersama BNN dan Polrestabes Medan, pemeriksaan mendadak rutin dilakukan, dilengkapi dengan sistem pemantauan CCTV dan alat pemindai barang modern di seluruh area strategis.
“Rutan bukan tempat untuk melindungi kejahatan. Kami adalah garda depan dalam perang melawan narkoba, bukan pelaku,” ujar salah satu pejabat Rutan.
Berdasarkan klarifikasi dari berbagai pihak, tidak ditemukan bukti valid atas tuduhan peredaran narkoba di Rutan Kelas I Medan. Isu tersebut terbukti merupakan fitnah sistematis yang bertujuan merusak kepercayaan publik terhadap institusi pemasyarakatan.
Publik kini menantikan langkah tegas Menteri Imipas Jenderal (Purn) Agus Andrianto terhadap penyebar hoaks yang merugikan citra lembaga. (Rizky)