InformatikaRagam Daerah

Ngatiyana dan Aditia Patuh Aturan Bulan Ramadhan Masuk Pukul 6.30 Dukung Instruksi Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi

3092
Walikota Cimahi dan Wakil Walikota Cimahi Letkol Purn Ngatiyana dan Adhitia Yudistira bersalam-salaman dengan para ASN pelaksanaan Apel pertama di bulan Ramadhan 1446 H

SNU|Kota Cimahi – Walikota Cimahi dan Wakil Walikota Cimahi Letkol Purn Ngatiyana dan Adithia Yudistira, tepat waktu hadir kekantor tepat pukul 6.30 WIB dan pulang kantor pukul 14.00 WIB.

Diungkapkan ketepatan waktu Hadir dikantor Pemerintahan Kota Cimahi tersebut, saat menggelar apel pertama Ngatiyana dan Aditia masuk kerja di lapangan apel Pemerintahan Kota Cimahi, jalan Rd Demang Hardjakusumah nomor 1 Cimahi Utara, Senin (3/3/2025).

Ngatiyana akui, bahwa berdasarkan instruksi dari Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) di bulan Ramadhan masuk kerja lebih awal yaitu pukul 6.30 WIB dan Pulang kantor pukul 14.00 WIB.

Seluruh ASN hadir dalam apel perdana Walikota dan Wakil Walikota Cimahi, Ngatiyana dan Aditia Yudistira di lapangan apel Pemerintahan Kota Cimahi

Program Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, ini sangat didukung oleh Ngatiyana dan Adithia,

“Apel pertama kali saya di Pemerintahan Kota Cimahi, Alhamdulillah jam 7.30 tepat kami mengambil apel, yang dihadiri oleh ASN KOTA Cimahi, sampai tingkat ke kelurahan,” terang Ngatiyana.

Ngatiyana bangga, dalam apel perdana tersebut, semua ASN dan luran se Kota Cimahi serta Camat se Kota Cimahi hadir mengikuti apel bersama.

“Pada kesempatan apel pagi tadi, saya sampaikan kepada seluruh ASN agar mempersiapkan diri dengan kegiatan-kegiatan, yaitu program-program yang telah kita buat, didalam visi misi,” tandasnya.

Visi Misi tersebut dengan tagline ‘Cimahi Mantap dan Semakin Heppy’,

“Itu yang saya lakukan, sehingga program-program yang sudah direncanakan bisa tercapai,” ucap Ngatiyana.

Diterangkan pula oleh Ngatiyana, yaitu salah satu program yang telah dilaksanakan yaitu reatret yang dilaksanakan oleh Walikota Cimahi Ngatiyana dan Wakil Walikota Cimahi, Adithia dalam akhir Reatret di Magelang beberapa waktu yang lalu.

“Salah satunya adalah reatret yang dilaksanakan di Magelang, bahwa Bapak Presiden Prabowo Subianto menekankan, bahwa salah satunya adalah efisiensi,” ungkap Ngatiyana.

Jadi terkait masalah efisiensi bukan berarti untuk menyiksa seluruh ASN dan masyarakat, 

“Tetapi untuk mengefektifkan, anggaran jangan sampai terjadi kebocoran-kebocoran kemana-mana,” cetus Ngatiyana.

Sehingga fokus bahwa anggaran harus sampai kepada kesejahteraan masyarakat, 

“Jadi ada bekasnya, ada bentuknya, itu salah satunya adalah efisiensi,” ucapnya.

Dijelaskan pula oleh Ngatiyana dari hasil reatret di Magelang, instruksi Presiden Prabowo Subianto adalah penekanan terhadap pendidikan,

“Pendidikan jangan sampai anak-anak kita terganggu, karena pendidikan, jangan sampai putus sekolah, dan fasilitas sekolah harus bagus, jangan sampai kamar mandinya kumuh, anak-anak kekamar mandi tidak sehat, dan bau sehingga Itu yang perlu kita perbaiki,” tegas Ngatiyana.

Dalam masalah sekolah, termasuk untuk kursi-kursi sekolah yang tidak memadai, secara tegas Ngatiyana instruksikan harus segera diganti.

“Kursi-kursi yang sudah tidak memadai harus segera diganti, karena kita fokus pada pendidikan, dan tidak mengganggu dalam proses belajar mengajar terhadap peserta didik semuanya,” tegas Ngatiyana.

Point ketiga, menurut Ngatiyana, pihaknya dalam program menangani masalah sampah di Kota Cimahi agar tidak semakin menumpuk.

“Dimana-mana Cimahi ini yang krodit dalam masalah sampah, maka dari itu kita harus punya konsep-konsep segera bisa mengatasi pengolahan sampah diwilayah, yang tidak perlu dibuang, ini konsep kita yang akan segera kita lakukan,” janji Ngatiyana.

Begitupula terkait dimusim penghujan saat ini, masalah penanganan banjir di Kota Cimahi, merupakan momok yang sangat menakutkan.

“Masalah banjir adalah merupakan hal yang sangat penting, karena setiap saat banjir itu terjadi di tempat itu-itu saja, contohnya, dipinggir jalan raya karena drainase yang tidak tertampung,” ulasnya.

Artinya menurut Ngatiyana, konsep dilokasi tersebut harus dirubah, seperti, 

“Yudith nya harus dirubah, kalau kemarin Yudit nya kecil dirubah menjadi besar, dan dalam sehingga dapat menampung air lebih besar lagi,” tegas Ngatiyana. (Bagdja)

Exit mobile version