BeritaRagam Daerah

Pemkab Bandung Luncurkan 3 Inovasi Unggulan, untuk Lestarikan Budaya Secara Kreatif

564
Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Bandung, Irvan Ahmad, menjelaskan bahwa peluncuran ini merupakan wujud nyata komitmen pemerintah daerah, dalam menjawab tantangan zaman serta kebutuhan masyarakat akan pelestarian budaya yang kreatif dan relevan.

Tiga program andalan Disbud Bandung wujudkan pelestarian budaya adaptif dan berbasis teknologi

SNU//Kabupaten Bandung –Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung melalui Dinas Kebudayaan (Disbud), meluncurkan tiga inovasi unggulan, dalam upaya mendukung pemajuan dan pelestarian kebudayaan daerah. 

Ketiga inovasi tersebut merupakan bagian dari program prioritas kebudayaan yang sejalan dengan visi-misi Kabupaten Bandung serta termasuk dalam 57 rencana aksi Bupati Bandung.

Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Bandung, Irvan Ahmad, menjelaskan bahwa peluncuran ini merupakan wujud nyata komitmen pemerintah daerah, dalam menjawab tantangan zaman serta kebutuhan masyarakat akan pelestarian budaya yang kreatif dan relevan.

Pemkab Bandung Luncurkan 3 Inovasi Unggulan, untuk Lestarikan Budaya Secara Kreatif

“Kami sangat bangga dapat mempersembahkan tiga inovasi ini sebagai wujud nyata komitmen Pemkab Bandung dalam memajukan dan melestarikan kebudayaan daerah. Insya Allah akan kami wujudkan pada tahun 2026,” ujar Irvan di Kantor Disbud Kabupaten Bandung, Kamis (9/10/2025).

Inovasi pertama adalah Museum Digital Sejarah (MDS), sebuah platform edukatif yang menggabungkan teknologi digital dengan nilai-nilai sejarah Kabupaten Bandung.
 

Melalui museum digital ini, masyarakat dapat menjelajahi situs-situs bersejarah secara virtual, lengkap dengan foto, arsip, dan narasi edukatif.

“MDS ini cara kami mendekatkan sejarah kepada generasi muda agar mereka belajar sejarah dengan cara yang menyenangkan dan sesuai perkembangan teknologi,” jelas Irvan.

Selain itu, MDS juga memanfaatkan media film sebagai sarana pemajuan kebudayaan, pengembangan kreativitas, dan industri digital di Kabupaten Bandung.

Inovasi kedua adalah Sadaya Bedas (Sistem Aplikasi Database Kebudayaan BEDAS). Program ini dirancang untuk menghadirkan basis data kebudayaan yang akurat, sistematis, dan komprehensif – menjadi big data kebudayaan pertama di tingkat kabupaten.

Data tersebut akan menjadi dasar penyusunan kebijakan, perencanaan program, serta pendidikan dan pelestarian budaya di Kabupaten Bandung.

Sadaya Bedas adalah fondasi utama seluruh program kebudayaan kami. Dengan data yang valid, kebijakan dan program dapat dirancang lebih tepat sasaran dan berkelanjutan,” tegas Irvan.

Melalui sistem ini, data rinci seperti jumlah sanggar seni aktif di tiap kecamatan, jenis kesenian, jumlah anggota, hingga jadwal latihan akan terdokumentasi secara digital.

Program ketiga adalah Sapa Pesona Budaya BEDAS, yang berfungsi sebagai ruang ekspresi dan kolaborasi seni budaya masyarakat. 

Melalui festival, pertunjukan budaya, dan workshop, masyarakat diberi ruang untuk berpartisipasi aktif dalam pelestarian budaya lokal.

Sapa Pesona Budaya BEDAS adalah wadah masyarakat untuk berkreasi dan berekspresi. Kami ingin memberi ruang bagi talenta lokal untuk menampilkan potensi mereka di bidang seni dan budaya,” tutur Irvan.

Ketiga inovasi ini saling melengkapi dalam membentuk ekosistem kebudayaan yang dinamis dan berkelanjutan.

Pemkab Bandung menargetkan agar program-program tersebut menjadi motor penggerak baru bagi kemajuan kebudayaan lokal, sekaligus memperkuat identitas daerah di tengah arus globalisasi.

Pemkab Bandung menargetkan agar program-program tersebut menjadi motor penggerak baru bagi kemajuan kebudayaan lokal, sekaligus memperkuat identitas daerah di tengah arus globalisasi.

“Setiap inovasi memiliki tujuan berbeda, tapi semuanya saling mendukung untuk membangun kebudayaan Kabupaten Bandung yang kreatif, modern, dan tetap berakar pada nilai-nilai lokal,” pungkas Irvan. (Apih)

Exit mobile version