Lingkungan HidupRagam Daerah

Pemulung Sampah di TPA Kampung Pasir Bajing, Penghasilannya Tidak Menentu

287
Pemandangan yang mengerikan warga setempat bertahun - tahun menghuni di tenda - tenda lokasi area TPA Pasir Bajing Garut.

SNU|Kabupaten Garut – Pemulung yang setiap harinya mengais-ngais sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kampung Pasir Bajing, ternyata penghasilannya tidak menentu, dan kehidupan warganya terbilang kurang beruntung.

Dari tempat Pembuangan Akhir Sampah atau (TPAS) Pasir Bajing itu memang mereka sudah sejak lama menjadi sumber pendapatan bagi ratusan warga di Desa Sukaraja, Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Menurut mereka rata-rata pendapatan pemulung dalam satu bulan bisa mencapai diatas Rp.1,5 juta.

Sementara itu, Eman (74) salah satu dari pemulung di TPAS Pasir Bajing mengaku dari hasilnya memulung bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari.

“Jadi begini, di Pasir Bajing ada sekitar 100 an lebih pemulung, yang menempati saung- saung. Setiap saung pakai nama suami istri, seperti saya ini. Pemulung ini tidak ada dari luar, semuanya warga sini,” ungkap Eman, Jum’at (24/1/2025).

Dikatakan Eman, bahwa penghasilanya hanya mampu sekitar Rp. 300 – Rp. 350 ribu per minggu atau Rp.1,4 juta – Rp.1,5 juta. 

Eman juga menyebutkan penghasilannya sedikit karena faktor usia yang sudah lanjut, yang berbeda dengan pemulung lainnya, yang masih muda.

Makanya, kata Eman, bisa saja penghasilan pemulung lainnya nilainya lebih besar, karena mereka juga dibantu anggota keluarga lainnya. Memang ditemukan sejumlah anak usia sekolah ikut juga jadi pemulung membantu orang tuanya.

“Kalau jenis sampah yang bisa dijual hanya plastik bekas minuman air mineral dan sejenisnya, kalau diluar itu tidak. Makanya butuh kerja keras, dan ulet,” keluhnya.
Demikian berdasarkan investigasi dilapangan yang kini dan telah lama berjalan warga seperti mereka tidak tahu menahu tentang adanya KDN (Konspensasai Dana Negatif) dari pemerintah Daerah Kabupsten Garut. (Asgun).

Exit mobile version