Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
KesehatanRagam Daerah

Telur dan Tomat Busuk dalam MBG Posyandu di Majalaya Jadi Sorotan Warga

57
×

Telur dan Tomat Busuk dalam MBG Posyandu di Majalaya Jadi Sorotan Warga

Sebarkan artikel ini
Warga Keluhkan Kualitas Makanan Bergizi Gratis untuk Balita di Desa Neglasari, Majalaya SNU//Kabupaten Bandung - Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) bagi balita di salah satu Posyandu Desa Neglasari, Kecamatan Majalaya, Kabupaten Bandung, menjadi sorotan warga setelah muncul keluhan terkait kondisi bahan makanan yang dianggap tidak layak konsumsi. Seorang Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang enggan disebutkan namanya menuturkan, kejadian itu berlangsung pada kegiatan Posyandu, Senin (3/11/2025) siang. Sekitar pukul 13.30 WIB, ia bersama warga lain diminta berkumpul di rumah salah satu kader untuk menerima paket makanan tambahan. Namun, saat makanan diterima, dirinya mengaku kecewa dengan kondisi hidangan yang disajikan. “Pas saya datang, makanannya nasi kuning, telur dadar, tomat, tempe, sama kerupuk dan saus. Tapi anak saya enggak mau makan, telurnya bau, tomatnya juga busuk,” ungkapnya. Ia menilai, makanan bergizi seharusnya memberikan manfaat bagi tumbuh kembang anak, bukan malah menimbulkan kekhawatiran. “Masa MBG kaya gitu, bukannya bikin sehat, malah saya takut anak saya sakit,” tambahnya. Program MBG di posyandu merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam meningkatkan status gizi anak dan pencegahan stunting. Namun, warga berharap agar kualitas bahan makanan lebih diawasi sehingga tujuan program tidak meleset dari harapan. Ketika dikonfirmasi, pihak Pemerintah Desa Neglasari menyampaikan bahwa pelaksanaan kegiatan dilakukan sesuai arahan. Mereka juga mengusulkan agar pendistribusian dilakukan di wilayah masing-masing untuk memudahkan warga yang kesulitan menjangkau lokasi pembagian. “Tidak apa-apa di desa juga tempatnya masih bisa, tapi kami hanya sekadar mengusulkan,” ujar Sekretaris Desa Neglasari, H. Awan, saat dikonfirmasi melalui WhatsApp. Sementara itu, Ketua SPPG Wangisagara 2, Opik, menegaskan bahwa seluruh proses pendistribusian MBG telah dilakukan sesuai standar operasional prosedur (SOP). “Data dari mana? Saya mendistribusikan dan melakukan semuanya sesuai SOP. Saya juga tidak asal memberikan. Bahkan tadi sebelum didistribusikan sudah dilakukan uji coba terlebih dahulu,” jelasnya. Opik menambahkan, pihaknya telah melakukan pengecekan terhadap seluruh bahan makanan sebelum diserahkan kepada penerima manfaat. “Kami sudah hati-hati dalam setiap tahapan. Semua dilakukan sesuai prosedur agar hasilnya sesuai standar yang ditetapkan,” tegasnya. Kendati demikian, warga berharap adanya evaluasi dan pengawasan lebih ketat terhadap kualitas bahan makanan yang diberikan dalam program MBG, agar kejadian serupa tidak terulang di kegiatan posyandu berikutnya.(Apih)

Warga Keluhkan Kualitas Makanan Bergizi Gratis untuk Balita di Desa Neglasari, Majalaya

SNU//Kabupaten Bandung –  Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) bagi balita di salah satu Posyandu Desa Neglasari, Kecamatan Majalaya, Kabupaten Bandung, menjadi sorotan warga setelah muncul keluhan terkait kondisi bahan makanan yang dianggap tidak layak konsumsi.

Example 300x600

Seorang Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang enggan disebutkan namanya menuturkan, kejadian itu berlangsung pada kegiatan Posyandu, Senin (3/11/2025) siang.
 

Sekitar pukul 13.30 WIB, ia bersama warga lain diminta berkumpul di rumah salah satu kader untuk menerima paket makanan tambahan.

Namun, saat makanan diterima, dirinya mengaku kecewa dengan kondisi hidangan yang disajikan.

“Pas saya datang, makanannya nasi kuning, telur dadar, tomat, tempe, sama kerupuk dan saus. Tapi anak saya enggak mau makan, telurnya bau, tomatnya juga busuk,” ungkapnya.

Ia menilai, makanan bergizi seharusnya memberikan manfaat bagi tumbuh kembang anak, bukan malah menimbulkan kekhawatiran.

“Masa MBG kaya gitu, bukannya bikin sehat, malah saya takut anak saya sakit,” tambahnya.

Program MBG di posyandu merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam meningkatkan status gizi anak dan pencegahan stunting.
 

Namun, warga berharap agar kualitas bahan makanan lebih diawasi sehingga tujuan program tidak meleset dari harapan.

Ketika dikonfirmasi, pihak Pemerintah Desa Neglasari menyampaikan bahwa pelaksanaan kegiatan dilakukan sesuai arahan.
 

Mereka juga mengusulkan agar pendistribusian dilakukan di wilayah masing-masing untuk memudahkan warga yang kesulitan menjangkau lokasi pembagian.

“Tidak apa-apa di desa juga tempatnya masih bisa, tapi kami hanya sekadar mengusulkan,” ujar Sekretaris Desa Neglasari, H. Awan, saat dikonfirmasi melalui WhatsApp.

Sementara itu, Ketua SPPG Wangisagara 2, Opik, menegaskan bahwa seluruh proses pendistribusian MBG telah dilakukan sesuai standar operasional prosedur (SOP).

“Data dari mana? Saya mendistribusikan dan melakukan semuanya sesuai SOP. Saya juga tidak asal memberikan. Bahkan tadi sebelum didistribusikan sudah dilakukan uji coba terlebih dahulu,” jelasnya.

Opik menambahkan, pihaknya telah melakukan pengecekan terhadap seluruh bahan makanan sebelum diserahkan kepada penerima manfaat.

“Kami sudah hati-hati dalam setiap tahapan. Semua dilakukan sesuai prosedur agar hasilnya sesuai standar yang ditetapkan,” tegasnya.
Kendati demikian, warga berharap adanya evaluasi dan pengawasan lebih ketat terhadap kualitas bahan makanan yang diberikan dalam program MBG, agar kejadian serupa tidak terulang di kegiatan posyandu berikutnya.(Apih)

Example 120x600